Ketika Kita Gagal, Disitulah Kita Bangkit dengan Power yang Lebih Kuat Lagi
Jumat, 10 Juni 2016
Add Comment
Ketika
Kita Gagal, Disitulah Kita Bangkit dengan Power yang Lebih Kuat Lagi
Pagi itu aku bersama
Vivin (Sahabat SMK aku) pergi untuk menemaniku menaruh lamaran ke salah satu
Perusahaan Maskapai yang beralamat di Jalan Gajah Mada No 7 Jakarta Pusat.. (ciyeee..
masih ingat) vivin merupakan sahabat terbaikku semenjak kita SMK, saat itu
adalah pengalaman baruku pergi ke Ibu Kota Jakarta naik bus transjakarta atau
biasa disebut busway.. Vivin dan keluarganya sangat baik kepadaku, vivin lah
yang memberitahuku bagaimana cara melamar kerja di Perusahaan tersebut dan
bukan hanya yang memberitahu bahkan Vivin pun mengantarkanku untuk menaruh
lamarannya..
Setibanya di kantor pusat
perusahaan tersebut aku dan Vivin pun menemui scurity untuk menanyakan prihal
lowongan kerja, dan scurity memberitahu dengan sangat ramah mengenai lowongan
kerja.. aku pun menaruh lamaran kerja ku dengan penuh rasa semangat dan tak
lupa mengucap Bismillah..
Selang beberapa minggu
aku mendapat panggilan untuk psikotest di kantor pusat untuk posisi Call
Center, jujur saja aku pun tidak mengetahui bagaimana sebenarnya pekerjaan
seorang Call Center di perusahaan maskapai. Namun dengan rasa semangat yang
tinggi aku bertekad untuk mengikuti test tersebut.
Akhirnya akupun datang
mengikuti test tersebut, oh iyaa.. aku datang tidak sendiri, kali ini aku
ditemani tetangga sebelah rumah ku yang bernama Mba Mala, Mba Mala dan
keluarganya merupakan tetangga yang sangat baik kepada keluargaku.. Sesampainya
di kantor pusat aku melihat ada beberapa calon pelamar lainnya yang juga akan
mengikuti test tersebut, cukup banyak hingga sempat membuat diriku nervous dan
kurang percaya diri namun aku harus tetap berusaha semaksimal mungkin..
Hingga pada saatnya tiba
para pelamar kerja diarahkan untuk naik ke lantai 13 untuk mengikuti psikotest,
disediakan beberapa meja dan satu meja terdiri dari 2 orang. Diberi waktu
beberapa menit untuk mengisi psikotest tersebut. Daaaan waktu untuk mengerjakan
psikotest telah habis. Setelah itu kita menunggu beberapa jam untuk mengetahui
hasil dari psikotest tersebut, yapss.. lolos atau tidaknya kita dalam tahap
ini..
Setelah beberapa jam
menunggu, akhirnya scurity membawa selembar kertas yang mana dalam kertas
tersebut tertulis nama-nama siapa saja yang lolos dalam tahap psikotest dan
dapat lanjut ke tahap interview.. berulang kali aku mambaca kertas itu namun
sayangnya namaku tidak ada, itu berarti aku tidak lolos dalam tahap psikotest
ini.. ada rasa kecewa dan sedih yang tidak bisa digambarkan mungkin karena aku
terlalu berharap..
Yaaa.. aku pulang dengan
tangan kosong tanpa hasil, namun entah kenapa aku sangat ingin untuk melamar
kembali kesana, hingga pada hari berikutnya aku bergegas untuk menaruh lamaran
yang kedua kalinya dengan penuh rasa semangat dan senang hati,bisa dibilang
perasaanku dan energi ku untuk menaruh lamaran yang kedua kali lebih kuat
daripada pertama kali, yapsss aku sudah bangkit kembali setelah kegagalan itu,
kali ini aku tidak ditemani oleh siapapun, aku pergi ke tower seorang diri..
Alhamdulillah setelah beberapa
minggu aku menaruh lamaran ke Perusahaan maskpai tersebut untuk yang kedua
kalinya aku dipanggil untuk mengikuti psikotest dan dengan posisi yang sama
yaitu untuk posisi Call Center, akan tetapi kali ini test diadakan di Halim,
Jln Trikora Raya. Aku pun belum mengetahui tempat itu dimana, segala macam
persiapan untuk test sudah aku pelajari dan Abi merupakan seorang ayah yang
sangat mendukungku untuk melamar kerja kesana, bahkan aku juga belajar dalam
menghadapi interview dengan Abi, Abi memberitahu pertanyaan apa saja yang
sekiranya akan muncul dan bagaimana cara menjawab pertanyaan itu. Kini pada
saatnya tiba panggilan untuk psikotest aku harus berusaha mencari tahu
bagaimana untuk sampai ke tempat tersebut dan menggunakan transportasi apa,
pada saat itu aku sangatlah bingung..
Hingga keesokan harinya
aku memutuskan untuk tetap menghadiri psikotest tersebut, dengan penuh rasa
semangat dan engergi positif serta do’a yang selalu aku panjatkan di sepanjang
jalan, Aku pun tidak lupa meminta do’a kepada Abi dan Ummi. Aku berangkat
seorang diri dengan bermodalkan rasa nekad, dari Kutabumi ke Kalideres aku naik
angkot roda niaga lalu setelah itu aku naik transjakarta, tidak lupa sebelum
aku naik transjakarta aku bertanya terlebih dahulu rute apa yang mesti aku
lalui untuk sampai ke tempat tujuan, petugas transjakarta pun memberitahuku
dengan sangat ramah dan aku tak lupa untuk mengucapkan terimakasih banyak atas
informasinya, dan beginilah rute nya : Kalideres-Harmoni, Harmoni-PGC, nah
setelah itu aku turun di halte cawang uki setelah itu untuk mengejar waktu aku
naik ojek..
Alhamdulillah aku sampai
dengan selamat dan lebih awal beberapa menit sebelum dimulainya psikotest. Sebelum
dimulainya psikotest aku mempunyai beberapa kenalan, yang pertama aku berkenalan
dengan seorang ibu yang sangat ramah yang sedang mengantarkan anaknya untuk
mengikuti psikotest juga seperti diriku nama anaknya Ari, dan ibu itu pun
mengenalkan anaknya kepadaku, lalu ada juga Riana, hikmah, dan yang lainnya..
Tiba saatnya psikotest dimulai,
kali ini aku tidak terlalu nervous seperti sebelumnya walaupun yang mengikuti
psikotest bisa dibilang lebih banyak. Diawali dengan menyebut Bismillah dan
membaca Al-Insyiroh sebanyak 3x serta keyakinan yang tinggi aku mengerjakan
psikotest tersebut, sampai pada akhirnya waktu telah habis untuk mengerjakan
psikotest tersebut.
Aku dan teman-teman yang
lainnya dipersilahkan untuk istirahat sambil menunggu hasil lolos atau tidaknya
dalam tahap psikotest ini, aku pun bersama Riana & Hikmah bergegas untuk sholat
dzuhur dan setelah itu membeli mie ayam untuk makan siang. Selama isitirahat
kita berbagi cerita mengenai pengalaman kita..
Tak terasa sudah jam 1
siang, itu artinya pihak HRD segera mengumumkan siapa saja yang lolos dalam
tahap psikotest dan nama yang disebut merupakan nama yang lolos dalam tahap
psikotest ini, sudah beberapa nama yang disebut namun namaku belum juga disebut
namun aku tetap optimis, siapa tau namaku akan disebut terakhir. Daaaaan yah
alhamdulillah banget namaku disebut sangat jelas : Rodhiyatum Mardhiyah, Riana
dan Hikmah pun lolos dalam tahap psikotest, alhamdulillah kita bertiga lolos,
namun Ari tidak lolos.. Aku melihat rasa kecewa di wajah Ari namun ibunya tetap
menyemangatinya dan akupun juga ikut menyemangati Ari, aku berkata kepada Ari :
gapapa kali ini ga lolos psikotest, lain waktu kalau ada kesempatan bisa
mencoba kembali, aku pun pernah gagal dalam tahap psikotest, dan ini yang kedua
kalinya..
Selanjutnya adalah tahap
interview yang mana setiap pelamar dipanggil satu persatu untuk di interview,
entah kenapa rasa nervous muncul namun segera hilang karena sambil menunggu
kita dipanggil, aku dan Riana saling bertukar cerita entah tentang apapun itu.
Tiba saatnya giliran Riana untuk di interview dan selanjutnya aku yang di
interview. Seperti inilah kurang lebih proses interview berlangsung : Pertama
aku mengetuk pintu sambil mengucapkan selamat siang, lalu aku membuka pintu dan
menutupnya kembali, pihak HRD mempersilahkan aku untuk duduk di kursi yang
telah disediakan dan aku pun duduk, pertama aku dipersilahkan untuk introduce
memakai bahasa inggris, aku pun menyebutkan nama panjangku, nama panggilanku, tempat
tanggal lahirku, alamat rumahku, aku tinggal bersama siapa, selanjutnya aku
ditanya apa pengalaman kerjaku tugas apa saja yang aku kerjakan mengapa aku
keluar dari perusahaan sebelumnya dan berapa gaji terakhirku, aku menjawab
seingat dan sejujur mungkin. Dan selanjutnya aku ditanya, apakah aku bersedia
bila diberi gaji lebih kecil dari gaji ku sebelumnya? Dengan penuh pertimbangan
aku menjawab : saya bersedia, karena segala sesuatunya dimulai dari nol, untuk
pemula saya tidak apa diberi gaji kecil tapi saya yakin seiring berjalannya
waktu kalau kinerja saya dilihat saya yakin perusahaan akan menaikkan gaji
saya. Lalu dilanjutkan dengan pertanyaan : Apa yang kamu ketahui mengenai Call
Center? Aku menjawab sebisaku : Call Center merupakan pusat panggilan yang mana
kita harus bisa menerima panggilan dari customer dengan seramah mungkin dan
disertai kesabaran dan juga kita harus memenuhi permintaan customer hingga
customer merasa puas dengan informasi yang telah kita berikan. Lalu coba kamu
contohkan bagaimana cara seorang Call Center menjawab panggilan? Aku menjawab :
PT. ... , selamat siang dengan Mardhiyah bisa dibantu? (Hanya itu yang aku bisa
pada saat itu) Kurang lebih seperti itu sesi interview. Selanjutnya kita
dipersilahkan untuk langsung pulang bagi yang sudah diinterview, dan kabar
lolos atau tidaknya akan diberitahu paling lama 2 minggu dari sekarang melalui
sms. Aku dan Riana pun pulang..
Sudah dua minggu namun
aku belum mendapatkan kabar dari pihak HRD, aku pun beranggapan bahwa aku tidak
lolos, yaaah mungkin belum rezeki aku.. daaaaan ternyata di minggu ke 3
alhamdulillah aku mendapat panggilan untuk training, rasanya sangat amat senang
dan terharu. Terimakasih Yaa Allah.. ternyata Riana dan Hikmah juga mendapatkan
panggilan.. Alhamdulillah
Inilah pengalaman serta
pengetahuan baru aku akan dimulai bersama teman-teman seBatch, jujur saja
pengetahuan aku mengenai dunia maskapai sangat kurang dan background aku bukan dari
dunia maskapai, yaaaa... aku memulainya dari nol.. Aku sangat bersyukur bisa
diberi kesempatan untuk mengetahui dunia maskapai disini..
Masa training dijalani
selama kurang lebih satu minggu, selama training aku dan teman yang lainnya
diajarkan banyak sekali mengenai Call Center dan mengenai Perusahaan Maskapai
tersebuit. Kita diajarkan oleh beberapa pengajar yang memang sudah sangat
berpengalaman dan tentunya sudah sangat senior dan juga kita mempunyai seorang
mentor yang sangat perhatian terhadap anak didiknya. Aku sangat bersyukur
mendapat kesempatan untuk di training dalam Basic Call Center sebuah perusahaan
maskapai apalagi ini gratis. Dan pihak perusahaan juga akan memberikan
sertifikat kalau kita bisa melalui masa training dengan baik..
Tak terasa sudah satu
minggu kita menjalani masa training dan kita akan dinilai dari masa training
apakah kita lolos dan bisa untuk ke tahap berikutnya atau tidak. Alhamdulillah
aku dan teman yang lainnya dinyatakan lolos masa training dan dengan predikat
baik, itu artinya kita akan mendapatkan sertifikat setelah bekerja nanti,
selanjutnya kita akan di interview oleh Manager Call Center nya langsung, pada
saat interview kita diperbolehkan memakai kemeja bebas tetapi mentor kita
memberitahu lebih baik memakai kemeja dengan warna yang lembut.
Tiba saatnya aku dan
teman yang lainnya untuk di interview oleh Bapak Manager Call Center, kita
dipanggil satu-satu untuk masuk dan diinterview. Aku pun sangat deg-degan gugup gimana gitu,
namun aku mencoba untuk menetralisir rasa gugup itu. Daaaaaan tiba giliranku
untuk di interview, pertanyaannya kurang lebih sama seperti yang pihak HRD
tanyakan sebelumnya namun kali ini pertanyaannya ditambah mengenai apa saja
yang sudah diajarkan selama training. Aku menjawab sepengetahuanku dan
sebisaku.. Dan akupun selesai diinterview.
Selanjutnya menunggu
panggilan untuk Medical Check Up, apabila lolos maka ada pemberitahuan dari
pihak perusahaan. Daaaaan Alhamdulillah kita semua lolos interview ke 2 dan ini
dia tahap terakhir yaitu medical check up, disini darah kita akan diambil tapi
gasampe bikin lemas kok karena hanya beberapa cc saja diambilnya..
Setelah semuanya telah
medical check up, dari pihak outsourching menjelaskan mengenai gaji, dll..
ayeayyyyyy.. kalau sudah diberitahukan soal gaji itu berarti kita sebentar lagi
akan resmi menjadi karyawan disini.. Alhamdulillah.. iyaa kita semua seBatch
lolos untuk menjadi Call Center di Perusahaan maskapai tersebut..
Selamat datang pekerjaan
baru, teman baru, seragam baru, pengetahuan baru dan pengalaman baru. Semuanya
akan segera dimulai bagaimana suka dan duka menjadi seorang Call Center. Sekali
lagi aku sangat bersyukur bisa diberi kesempatan untuk bekerja disini..
Terimakasih banyak untuk semua pihak.. Terimakasih untuk do’a dan usahanya..
Ini merupakan kurang
lebih sedikit cerita pada tahun 2012
“Pada saat kita gagal
wajar kalau kita terpuruk namun jangan terlalu lama dalam keterpurukan itu,
kita harus segera bangkit dengan power yang lebih kuat, jadikan kegagalan itu
sebagai pembelajaran untuk kedepannya. Yakinlah semua tidak ada yang sia-sia. Tetap
optimis untuk menggapai tujuanmu apapun itu, kalau gagal coba lagi, gagal,
bangkit lagi, gagal melompat lebih tinggi lagi.. “
“Yang terpenting bukan
dimana tempat kita bekerja dan berapa besar gaji yang kita peroleh akan tetapi
bagaimana caranya agar kita bisa bekerja semaksimal mungkin dengan potensi yang
ada pada diri kita, karena pekerjaan merupakan amanah dan tanggung jawab”
Sekian cerita singkat
dari saya, semoga teman-teman sekalian tidak bosan untuk mengunjungi Blog saya
ini. Terimakasih untuk waktunya..
Salam Hangat,
Rodhiyatum Mardhiyah
0 Response to "Ketika Kita Gagal, Disitulah Kita Bangkit dengan Power yang Lebih Kuat Lagi"
Posting Komentar