JAGOKU dan Cerita Di Baliknya
Selasa, 02 Mei 2017
Add Comment
Saya merupakan salah satu dari sebagian orang Indonesia yang menyukai bahkan tertarik dengan negeri sakura Jepang. Mulai dari budayanya yang disiplin, tata krama yang sopan santun, serta pola hidup yang sehat.
Mengenai budaya Jepang yang disiplin, tata krama yang sopan santun, serta pola hidup yang sehat. Itu semua jelas sudah terbukti semenjak saya merasakan bekerja di salah satu Perusahaan milik Jepang. Di mana perusahaan tersebut sangat menjunjung tinggi karyawannya untuk beretika yang baik, saling menjaga sopan santun antar sesama, lalu budaya disiplin minimal untuk buang sampah pada tempatnya. Tidak hanya karyawannya, namun juga orang Jepang yang pernah berkunjung pun demikian. Kalau untuk pola hidup sehat, dilaksanakan dengan adanya kegiatan senam di pagi hari sebelum memulai aktifitas bekerja. Serta menu makanan yang terbilang menyehatkan.
Mungkin dari beberapa penjelasan di atas merupakan beberapa penyebab dari banyaknya alasan, mengapa di dunia khususnya di Indonesia, terbilang banyak yang tertarik dengan negeri sakura Jepang. Bahkan tak jarang di bangku sekolah diadakan mata pelajaran bahasa Jepang atau pun ekstrakulikuler yang berbau Jepang.
Berbicara soal ekstrakulikuler, di STMIK Bina Sarana Global yang berada di Cimone Tangerang, terdapat kegiatan UKM (Unit Kerja Mahasiswa). Yang salah satunya adalah JAGOKU (Japan Global Community) yang merupakan komunitas belajar bahasa jepang. Dilihat dari nama panjangnya, mungkin masih kurang pas karena di akhir kata (Community) sedangkan disingkat menjadi "KU" bukan "CO". Namun para pendiri JAGOKU sudah sepakat bahwa nama UKM ini menjadi JAGOKU agar mudah dilafalkan.
Lambang JAGOKU |
Gambar di atas merupakan lambang dari JAGOKU. Seperti lambang pada umumnya, JAGOKU juga membuat lambang tersebut tidak hanya sembarang design. Namun juga ada makna tersendiri di dalamnya. Yaitu :
- Warna putih merah di tengah melambangkan bendera negara Jepang
- Pada bagian bawah terdapat tulisan hiragana Jepang "Gambarou" yang artinya "Mari Semangat"
- Tulisan JAGOKU diikat dengan tali, yang berarti agar hubungan kekeluargaan anggota JAGOKU kuat dan tidak akan pernah putus
- Pada bundaran berwarna merah terdapat garis-garis kecil yang seperti matahari bersinar, yang berarti agar masa depan anggota JAGOKU juga bersinar setelah lulus dari STMIK Global.
JAGOKU diadakan setiap hari Minggu dari pukul 13:00 s/d 15:00. Berdiri pada tanggal 7 Juni 2015 sebelum bulan Ramadhan. Adapun para pendiri JAGOKU, yaitu Rian Pebriansah, Nurhasanah, Leni Rosa, Ahmad Sadam, dan M. Khoirul Rozikin. Kelima mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa baru, yang mana baru masuk perkuliahan pada Januari 2015. Awalnya Rian Pebriansah yang merupakan sensei (Sang Pengajar) di JAGOKU agak pesimis, namun karena adanya dorongan semangat serta motivasi dari keempat pendiri JAGOKU lainnya, maka terbentuklah JAGOKU.
"Sebenarnya saya masih belum pantas untuk mengajar bahasa Jepang, karena masih amatir dalam bahasa Jepang, masih banyak yang belum mengerti. Tetapi saya tetap memberanikan diri untuk mengajar dengan serba kekurangan saya ini." Ucap Rian Pebriansah. Saya setuju dengan langkah yang telah diambil oleh Rian Pebriansah ini. Baiklah saya terlebih dahulu akan membahas mengenai biografi Rian Pebriansah.
Rian Pebriansah merupakan salah satu mahasiswa semester 6 di STMIK Bina Sarana Global, sekaligus seorang pekerja di PT. Adiperkasa Anugrah Pratama. Dari hari Senin s/d Jum'at pukul 07:00 s/d 16:00 ia bekerja, lalu pukul 18:00 s/d 22:00 ia mengisi waktunya dengan berkuliah.
Rian Pebriansah berumur 28 Tahun (Single menuju halal) yang berasal dari Tasikmalaya, dan pada waktu SMK bersekolah di SMKN 6 Bandung jurusan mesin perkakas dan lulus pada tahun 2007. "Di Bandung saya tinggal di sebuah kamar kontrakan yang berukuran 4x4 Meter bersama 2 orang teman." Aku Rian panggilan akrabnya.
Lalu bagaimana Rian Pebriansah dapat berbahasa Jepang? Beginilah kronologisnya : "Karena pihak sekolah bekerja sama dengan PT. JIAEC (Penyalur Tenaga Kerja) dan saya mengikuti test lalu dinyatakan lulus. Kemudian tanggal 3 Desember 2007 berangkat ke Jepang, selama 3 Tahun tinggal di Jepang dan tidak pernah pulang ke Indonesia. Hingga pada tanggal 3 Desember 2010 saya pulang ke Indonesia." Ungkap Rian. Dari sanalah Rian bisa bahasa Jepang dan paham akan budaya Jepang.
Setelah balik ke Indonesia, Rian Pebriansah telah bekerja di 3 perusahaan, yaitu PT. Sumitomo (Karawang), PT. Mabuchi Indonesia (Karawang), dan PT. Sugity (Bekasi). "Di tiga perusahaan tersebut bahasa Jepang saya tidak terlalu terpakai, dan saya tidak bisa menikmati bangku kuliah serta mengajar bahasa Jepang seperti di JAGOKU saat ini." Aku Rian.
"Kemudian agar saya dapat bekerja sambil kuliah, maka saya sekarang bisa bekerja di Perusahaan saat ini sambil kuliah, dan bahasa Jepang saya terpakai kembali di perusahaan saat ini. Kemudian masuk STMIK Global dan berencana ingin membangun club Jepang. Walaupun agak pesimis, tetapi berkat dorongan serta motivasi dari Mbak Nana, Bang Oji, Sadam, dan Leni, akhirnya saya membuat JAGOKU" Ucap Rian.
Menurut saya, Rian Pebriansah ingin kemampuan bahasa Jepangnya tetap terpakai, karena bahasa kalau tidak dipakai lama-lama akan lupa dan sayang sekali jika kemampuan berbahasa Jepang harus hilang begitu saja. Dan dengan mengajar, kita menjadi mempunyai rasa tanggung jawab lebih, sehingga kita terpacu untuk mempelajari sesuatu lebih dalam lagi.
Acara sosialisasi study fair ke Jepang di JCC Jakarta |
Tamu dari Universitas Padjajaran Bandung bersama sensei Lia Nurlianti |
Event Study In Japan |
Presentasi Sensei Lia Nurlianti |
STMIK Global kedatangan tamu dari Universitas Kanagawa Kouka Jepang dan Jelly Fish Group |
Kepala Program Study Sistem Informasi STMIK Global sedang menulis harapannya di pohon tanabata |
SOD 2016 STMIK Global |
Kerja sama antara STMIK Global dgn EDUCERA untuk program magang ke Jepang |
Selfie bareng dengan pihak EDUCERA |
MOU antara STMIK Global dengan EDUCERA tentang pemagangan ke Jepang |
JAGOKU at Sakura Matsuri 2017 |
Sesi Foto bersama ketika selesai sosialisasi "magang in Japan" |
LDK di STMIK Global UKM dan BEM menyampaikan program kerjanya masing-masing |
Tentu setiap UKM yang terbentuk mempunyai tujuan tersendiri, untuk apa UKM tersebut didirikan. Adapun tujuan dari UKM JAGOKU didirikan, yaitu :
- Setelah lulus dari STMIK Global, anggota JAGOKU bisa dengan mudah diterima di lapangan pekerjaan, karena selain menguasai konsentrasi jurusan, juga menguasai bahasa Jepang. Karena investor yang berada di Indonesia 70% berasal dari negara Jepang.
- Menjadikan mahasiswa yang unggul, disiplin, dan berbudaya seperti Jepang.
- Menjadikan kampus STMIK Global menjadi nomor satu di Tangerang.
- Mampu menulis, membaca, dan berbicara menggunakan bahasa Jepang.
Pastinya setiap anggota yang ingin bergabung dengan suatu club didasarkan oleh beberapa alasan pendukungnya. Lalu apa saja kira-kira yang melatar belakangi para anggota untuk ikut menjadi anggota JAGOKU? Menurut Rian Pebriansah, alasannya tidak jauh dari pecinta anime, ingin pergi ke Jepang yang budaya disiplinnya tidak usah diragukan lagi, dan mudah diterima di lapangan pekerjaan setelah lulus.
Awal berdirinya JAGOKU beranggotakan sekitar 70 anggota. Namun semakin kesini semakin pudar, hanya tersisa anggota yang memang benar-benar ingin maju dan ingin bisa bahasa Jepang. "Saya tidak akan pernah putus asa untuk berbagi ilmu bahasa Jepang, walaupun semakin kesini semakin sedikit yang hadir." Ucap Rian dengan semangat.
Dan ternyata usaha dari para pendiri JAGOKU tidaklah sia-sia, tetapi membuahkan hasil. Insyaallah 20 Orang dari STMIK Global akan diberangkatkan ke Jepang untuk magang selama 18 bulan oleh EDUCERA. Dan berangkat bulan Oktober 2017. EDUCERA merupakan yayasan penyalur tenaga kerja ke Jepang, dan bekerja sama dengan STMIK Global. Ini membuktikan bahwa JAGOKU memang jembatan untuk menuju kesuksesan sesuai dengan tujuan awal didirikannya. Dan tidak menutup kemungkinan JAGOKU akan membawa nama STMIK Global menjadi kampus nomor satu di Tangerang.
Menurut saya JAGOKU menjadi salah satu daya tarik bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan dirinya ke STMIK Global. Karena pastinya bagi mereka yang tertarik dengan Jepang, akan bertanya-tanya tentang club Japan ini. Dan seolah JAGOKU menjadi jembatan untuk ketertarikannya tersebut.
Menurut saya JAGOKU menjadi salah satu daya tarik bagi calon mahasiswa yang ingin mendaftarkan dirinya ke STMIK Global. Karena pastinya bagi mereka yang tertarik dengan Jepang, akan bertanya-tanya tentang club Japan ini. Dan seolah JAGOKU menjadi jembatan untuk ketertarikannya tersebut.
Semoga terbentuknya JAGOKU dan cerita dibaliknya ini, bisa menjadi inspirasi serta motivasi bagi pendidikan di Indonesia pada hari pendidikan ini. Terutama untuk mereka yang berkuliah sambil bekerja. Bahwa tidak ada kata tidak mungkin untuk mencapai apa yang kita inginkan, selagi kita mempunyai tekad yang kuat serta team yang solid :)
Selamat hari pendidikan nasional, majulah bangsa Indonesia dengan pendidikan yang berkualitas. Dan itu semua tidak lepas dari peran para Guru :)
Artikel ini ditulis berdasarkan updatean terkini, yakni Mei 2017.
Selamat hari pendidikan nasional, majulah bangsa Indonesia dengan pendidikan yang berkualitas. Dan itu semua tidak lepas dari peran para Guru :)
Artikel ini ditulis berdasarkan updatean terkini, yakni Mei 2017.
0 Response to "JAGOKU dan Cerita Di Baliknya"
Posting Komentar