Semoga Kita Bahagia dengan Pilihan Kita #Cerpen
Sabtu, 03 Juni 2017
Add Comment
Naskah ini hanyalah fiktif belaka, jika ditemukan banyak kesamaan itu hanyalah kebetulan semata.
Foto ig |
Aku
pernah terjebak dalam sebuah rasa yang berdasarkan atas nama cinta. Di saat
hati ini sedang menanti kehadiran sosok seseorang yang memang dinantikan
kehadirannya, dia datang dengan permisi dan sopan santun yang sungguh wanita
mana yang tidak terkagum-kagum dibuatnya. Saat itu keimananku sangatlah
terguncang dengan segala kelebihan yang dimilikinya terutama dengan omongannya
yang begitu manis.
Berawal
dari facebook yang merupakan media sosial yang sering aku buka pada saat itu. Entah
awalnya bagaimana sampai aku dapat berteman di facebook dengan lelaki yang aku
sebut dengan nama Bang Riyan. Aku memanggilnya Bang karena usianya yang lebih
tua 4 tahun di atasku. Awalnya Bang Riyan hadir hampir di setiap status yang
aku buat entah itu berupa like ataupun komentar. Dan tentunya komentar yang
diberikannya pun selalu berupa semangat maupun nasehat.
Pada
saat itu yang aku tahu bahwa Bang Riyan merupakan seorang mahasiswa di salah
satu kampus di Yogyakarta yang berasal dari Aceh yang sedang mengurus
skripsinya. Sedangkan aku hanyalah seorang wanita lulusan SMK yang sedang
bekerja di salah satu Perusahaan di Tangerang (Alias buruh pabrik).
Hari
berganti hari, minggu berganti minggu, tahun berganti tahun. Semakin lama aku
semakin kagum dibuatnya, dengan sosoknya yang begitu dewasa serta penyabar yang
terlihat dari caranya membalas komentar serta chat di facebookku, dan ditambah lagi
fotonya yang ganteng menjadi nilai plusnya.
Setelah
sekian tahun saling sapa-menyapa di facebook, akhirnya aku dan Bang Riyan
bertukar nomer handphone dan juga pin BBM. Semakin dekat saja hubungan di
antara kita, tak hanya itu, aku juga dikenalkan dengan teman dekatnya yang
bernama Bang Reja yang merupakan tetangganya sewaktu di Aceh sekaligus teman
kecilnya sampai teman kuliahnya.
Percakapan
basa-basi merupakan hal yang sering terjadi setiap hari antara aku dan Bang
Riyan, namun tak jarang juga Bang Riyan memberikan semangat serta nasehat untukku
yang masih sangat labil. Sampai pada suatu hari aku membaca sebuah status di
facebooknya yang ditulis seperti ini : “MR=RM” Lantas aku langsung menanyakan
apa maksud dari statusnya itu. Sungguh jawaban yang sangat mengejutkan, Bang
Riyan berkata bahwa itu status merupakan inisial jodoh. Ia menjelaskan bahwa MR
itu singkatan dari namanya sedangkan RM merupakan singkatan dari namaku.
Berawal
dari status itu Bang Riyan langsung memberitahuku bahwa dia menyukaiku, tentu
aku tak percaya karena kita hanya saling kenal melalui dunia maya belum pernah
bertemu langsung karena jarak yang begitu jauh. Aku di Tangerang sedangkan Bang
Riyan di Yogyakarta yang membuat aku berpikir bahwa mustahil kita bisa bertemu
langsung.
Namun
Bang Riyan mencoba meyakinkanku bahwa dirinya memang menyukaiku. Dengan
mengirimkan foto skripsinya yang mana ada namaku pada bagian ucapan terimakasih
dan di dalam skripsinya itu ada kata-kata yang kurang lebih menyatakan bahwa
hanya aku yang ada di hatinya. Saat itu aku sangat shock dibuatnya, aku bingung
harus bagaimana, di sisi lain aku kecewa karena dia telah lancang memakai namaku
di skripsinya. Setelah itu Bang Riyan pun segera meminta maaf, karena merasa sudah lancang
menyukai diriku, dan akupun akhirnya dapat memaafkannya.
Setelah
itu aku dan Bang Riyan kembali berkomunikasi seperti biasanya, hingga tiba
saatnya Bang Riyan wisuda dan dia mengundangku untuk hadir pada wisudanya. Namun
aku tidak bisa hadir, tentunya karena jarak yang sangat jauh dan aku tetap harus
menjaga diriku walaupun aku dan Bang Riyan sudah kenal dekat di dunia maya
tetap saja aku harus waspada. Karena tak jarang ditemukan berita mengenai
kejahatan yang berawal dari facebook.
Hari
demi hari aku lalui seperti biasanya dan tetap menjaga komunikasi antara aku
dan Bang Riyan. Entah kenapa semakin hari perasaanku kepada Bang Riyan ada yang
berbeda, seperti ada yang lain di hati ini, bisa dibilang aku telah menyukai
Bang Riyan. Sampai pada suatu waktu aku menanyakan suatu hal kepada Bang Riyan “Bang
Riyan maaf, apakah Bang Riyan masih suka dengan adik?” dan ternyata dia
menjawab “Iyaa adik, abang masih suka sama adik”.
Lantas
aku pun bilang yang sebenarnya tentang perasaanku ini. Namun kita tidak ada
kata pacaran hanya sebatas teman tetapi saling mengetahui bahwa masing-masing
di antara kita memang menyimpan rasa.
Setelah
Bang Riyan lulus dari perkuliahan ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dengan
tujuan melamar kerja di daerah Jakarta atau Tangerang. Yang membuat aku bahagia
karena tujuannya bekerja di Jakarta ataupun di Tangerang agar bisa dekat denganku.
Dan juga setelah Bang Riyan pindah ke Jakarta ia berniat untuk ke Tangerang
dengan tujuan menemuiku.
Setelah
beberapa minggu di Jakarta, Bang Riyan mengajakku untuk bertemu “Adik, hari
minggu nanti bolehkah abang bertemu dengan adik?” Aku senang karena Bang Riyan
ingin menemuiku namun aku bingung ingin mengajak siapa untuk bertemu dengannya,
karena pastinya aku akan canggung saat pertama kali bertemu dengan Bang Riyan.
Dan aku memutuskan untuk mengajak sepupuku yang bernama Farhan dan juga temanku
sewaktu SMK yang bernama Vina saat bertemu dengan Bang Riyan nanti.
Akhirnya
hari itu pun tiba, kita memutuskan Metroplis sebuah mall yang berada di Cikokol
Tangerang, sebagai tempat pertemuan kita. Dan aku juga bilang kepadanya bahwa
aku tidak terbiasa berduaan dengan teman lelaki oleh karena itu aku mengajak
sepupuku dan juga temanku, dan ternyata temanku juga mengajak sepupunya yang
masih terbilang anak-anak pada waktu itu. Untungnya Bang Riyan memaklumi
perihal tersebut.
Sesampainya
di Metropolis aku dan Farhan terlebih dahulu mencari Vina beserta sepupunya. Setelah
aku bertemu dengan temanku beserta sepupunya tersebut aku
memberitahu kepada Bang Riyan di mana posisiku agar Bang Riyan menemuiku. Setelah
beberapa saat kita menunggu akhirnya Bang Riyan datang dengan senyum hangatnya.
Sungguh aku semakin kagum dibuatnya, karena pada saat bersalaman denganku dan
juga Vina, dia tidak berani mengulurkan tangannya, satu point saat pertemuan
tersebut yang menjadi nilai plus lagi.
Akhirnya
setelah bercakap-cakap sebentar dan saling berkenalan antara Bang Riyan dengan Farhan, dan juga Vina serta sepupunya, kita memutuskan untuk mencari tempat
makan dan kita memutuskan untuk makan di lantai 3. Yang mana tempat tersebut
memang banyak pilihan menunya. Aku dan Bang Riyan yang memesan menu makanan, dan
sebenernya tak enak juga karena malah jadi Bang Riyan yang bayarin semuanya.
Yang sampai sekarang aku ingat adalah Bang Riyan engga suka minuman bersoda dan
dia memesan air putih untuk minumannya waktu itu. Setelah makanan siap, kitapun makan dan
diselingi dengan percakapan-percakapan perkenalan antara Bang Riyan dengan
Vina dan juga sepupunya beserta sepupuku. Pada saat itu aku banyak diamnya
mungkin karena baru pertama kali bertemu dengan Bang Riyan dan juga grogi. Yaa
aku memang seperti ini kalau dengan lawan jenis yang aku kagumi hanya grogi dan
gugup yang dirasa kalau bertemu langsung, tidak seperti wanita pada umumnya
yang dapat mencairkan suasana.
Setelah
kita selesai makan dan bercakap-cakap, kita memutuskan untuk langsung pulang
karena kasihan dengan sepupu-sepupu yang kita ajak karena mereka masih
terbilang anak-anak. Sungguh hari itu merupakan hari yang sangat mengesankan menurutku,
dimana aku bisa bertemu dengan seorang lelaki yang benar-benar aku suka yang
awalnya hanya sebatas kagum. “Fix ini bukan hanya sekedar rasa biasa tetapi ada
harapan di dalamnya.”
Setelah
pertemuan itu, antara aku dan Bang Riyan semakin dekat kita berbicara semakin lebih
kepada tujuan kita berdua. Saling menyemangati dan memberikan motivasi setiap
harinya terutama perhatian Bang Riyan terhadapku yang begitu sangat membuatku
semakin terharu dan semakin menyukainya.
Hingga
pada suatu hari teman kerjaku yang bernama Laila mengenalkanku dengan seorang lelaki
yang bernama Nana. Nana merupakan seorang mahasiswa yang sambil bekerja pada
salah satu perusahaan yang berada di Jakarta. Dia sosok lelaki yang baik,
dewasa, serta pintar. Akupun senang ketika berkomunikasi dengannya banyak
pengetahuan baru yang aku dapatkan dari Nana dan kitapun tidak lupa untuk saling
mengingatkan kepada kebaikan. Aku menyebutnya sebagai sahabat meskipun
perkenalanku dengan Nana baru saja berjalan tetapi entah kenapa aku sangat
cocok berkomunikasi dengannya. Apalagi Nana sering memberikan masukan-masukan
yang membangun untuk masa depanku.
Pada
2 Mei 2014, di mana usiaku genap 21Tahun sungguh tidak disangka aku
mendapatkan surprise dari mereka yang aku sayang dan juga yang menyayangiku.
Sepulangnya dari bekerja aku bersama kedua temanku, Laila dan Yani memang
mempunyai rencana untuk melipir dulu ke City Mall. Yang mana mall tersebut
tidak begitu jauh dari tempat kerjaku. Sesampainya di City Mall aku mendapat
kado dari Laila. Kado itu merupakan pemberian dari Nana. “Oren nih kado dari
Nana, tapi jangan bilang ke Bang Riyan yaa klo lu dapet kado dari Nana.” Ucap
Laila. Begitu aku menerima kado terebut Laila langsung menyuruhku untuk
membukanya.
Sebenarnya
aku ingin membukanya di rumah saja karena tidak enak, namun aku juga penasaran
sih. Akhirnya setelah aku buka kado tersebut, ternyata isinya berupa sebuah buku kerajinan
tangan yang isinya kata-kata berupa do’a serta motivasi dan juga ada sebuah
kartu memory yang mana berisikan sebuah video yang disertai dengan
tulisan-tulisan berupa do’a. Sebuah kejutan yang memang belum pernah aku
dapatkan sebelumnya, dan aku mendapatkannya dari Nana yang sudah aku anggap
seperti sahabat.
Setelah
sholat dan nyanyi-nyanyi di tempat karoke sederhana yang berada di City Mall. Kita
memutuskan untuk makan di salah satu tempat makan yang berada di sana. Sungguh
sangat tak disangka saat kita sedang asik makan, dari arah belakang ada yang
mengucapkan “Happy Birthday” dengan jantung yang berdebar aku nengok ke arah
belakang dan ternyata Bang Riyan yang mengucapkan itu sambil membawa kue tart.
Rasanya aku pengen nangis bahagia saat itu, "Yaa Allah ternyata antara
teman-temanku dan Bang Riyan sedang merancang sebuah kejutan untukku." Ucapku dalam hati. Tidak
hanya kue tart namun Bang Riyan juga memberikan bantal besar berwarna oranye
(warna kesukaanku) dan juga 2 buah coklat yang merupakan makanan favoritku. Sungguh pertemuan kami saat itu merupakan pertemuan yang sangat hangat di mana
teman-temanku dan juga lelaki yang aku sayang saling bersenda gurau.
Hari-hari
berikutnya aku semakin dibuat senang dengan Bang Riyan. Hingga pada suatu hari, Bang Riyan
sempat bertemu denganku sebelum aku masuk kerja hanya untuk memberikan sebuah
kado, padahal hari itu aku tidak sedang berulang tahun. Kado itu berisikan kaset
DVD Lyla yang mana memang aku ingkinkan saat itu dan juga coklat yang selalu menghiasi
pemberian dari Bang Riyan.
Setelah
sekian lama kedekatanku dengan Bang Riyan, aku dibuat sadar oleh sahabatku yang
bernama Nana. Bahwa apa yang sedang aku jalankan dengan Bang Riyan merupakan
dosa, dimana seorang wanita dan lelaki menjalin hubungan yang begitu dekat dengan
saling berkiriman pesan mesra. Walaupun kita tidak pernah saling menyentuh dan
tidak ada kata pacaran tetapi tetap saja komunikasi yang kita jalin merupakan
zina hati. Astaghfirullah perlahan aku dibuat sadar oleh sahabatku yang bernama
Nana tersebut, dia tak berhenti mengirimkan nasehat-nasehatnya kepadaku.
Lambat
laun aku sadar sekali bahwa apa yang aku jalani ini memang merupakan zina dan
perbuatan dosa. Aku memutuskan untuk menjauh dari Bang Riyan. Setiap pesannya
yang dikirimkan aku abaikan, namun Bang Riyan tetap saja mengirim pesan-pesan
untukku. “Adik kenapa? Maafin abang yaa klo abang punya salah sama adik, abang
sayang adik.” Isi salah satu pesan yang aku abaikan darinya.
“Assalamu'alaikum
adik.. Adik apa kabar? Gimana hari-harinya adik? Abang minta maaf kalo abang
banyak salah sama adik.. BBM : ........
“ Dan ini merupakan pesan terakhirnya yang dikirimkan untukku.
Hingga
setelah beberapa bulan aku mengabaikannya akhirnya kita berdua memang
dinyatakan putus komunikasi. Sedih sekali rasanya namun sudah menjadi pilihanku
untuk berhijrah. Akan tetapi aku tetap mengharapkan kehadirannya di masa depanku,
aku berpikir bahwa kalau ia memang menyayangiku maka ia kelak akan melamarku.
Sungguh harapan yang sangat besar namun yaa begitulah adanya aku pada saat itu.
Setelah
sekitar 2 tahun kita tidak menjalin komunikasi sama sekali, aku mendengar kabar
dari Bang Reja yang merupakan teman dekatnya, bahwa Bang Riyan telah menikah.
“Dek, sudah dapat kabar kah kalau Bang Riyan hari ini menikah?” Ucap Bang Reja
dan juga mengirimkan foto pernikahan Bang Riyan. Sungguh saat mendengar kabar
tersebut aku sangat shock, rasanya badan ini sangat lemas dan di kepala ini ada
berbagai macam pertanyaan yang muncul. “Wah Alhamdulillah Bang klo begitu, adek
ikut senang mendengar kabar itu semoga menjadi keluarga yang SaMaWa yaa mereka
Bang.. Aamiin..” Ucapku kepada Bang Reja setelah mendapat kabar tersebut. Sedih
sudah pasti namun saat itu yang aku ucapkan kepada Bang Reja tidaklah seperti
apa yang sedang aku rasakan, aku pura-pura bahagia mendengar kabar itu seolah
tidak ada rasa sedih sedikitpun. Bukan munafik namun memang aku harus bersikap
seperti itu, harus bisa mencoba untuk menerima kenyataan yang memang sudah
ditakdirkan oleh Tuhan.
Saat
itulah perasaanku sedang diuji oleh Tuhan, ternyata selama ini aku belum mengikhlaskan
Bang Riyan. Aku belum hijrah sepenuhnya dan dengan menaruh harapan kepada Bang
Riyan membuat peluang munculnya rasa sedih pada diriku. Sungguh tak sepantasnya
aku menaruh harapan selain kepada Tuhan pemilik hati setiap umat-Nya.
Ternyata
selama ini Bang Riyan berpikir bahwa aku sudah tidak mengharapkannya lagi, dan
aku memang sudah meninggalkannya lantas dia menjadi berpaling ke lain hati dan
memilih untuk hidup bersama wanita lain yang memang sudah dia pilih. "Terkadang
Tuhan menghadirkan orang di dalam kehidupan hanya untuk singgah tidak untuk
hidup bersama di masa depan."
Setelah
mendapat kabar tersebut aku berusaha untuk dapat hidup normal kembali seperti sebelum
aku mengenal Bang Riyan. Bukankah sebelum aku mengenalnya hidupku baik-baik
saja? Bang Riyan akan selalu tersimpan rapih dengan kenangan-kenangan yang
diberikannya di masa laluku dan tidak akan ada yang bisa merubahnya bahkan
menggantikannya. Masa laluku memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk
kehidupanku saat ini, dimana aku harus lebih mendekatkan diri kepada Tuhan dan juga
keluarga yang memang akan selalu setia bagaimanapun keadaanku.
Hidup
haruslah tetap berjalan meskipun keadaan terpuruk sekalipun pernah aku lalui,
bagaimana caranya agar aku mampu bangkit dari keterpurukan itu dan tetap
istiqomah dalam berhijrah. Selama aku masih hidup di dunia ini Tuhan masih
memberikan kesempatan kepadaku untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang
lebih baik lagi.
Setelah
apa yang aku alami ini, aku menjadi sadar bahwa larangan Tuhan itu dibuat memang
untuk kebaikan hamba-Nya. Sungguh tidak ada kenikmatan yang lebih ketika aku
berusaha semakin mencoba mempelajari apa yang memang sudah menjadi ketentuan-Nya
serta mencoba lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Kini
aku mencoba untuk menjadi seorang muslimah yang lebih baik lagi dengan berusaha
menjaga hati ini sampai nanti waktunya akan tiba dimana aku memang dipertemukan
dengan jodohku entah di dunia ini ataukah di dunia yang akan datang. Aku hanya
fokus bagaimana caranya meningkatkan kualitas diriku dan bertanggung jawab atas
apa yang memang masih menjadi tanggung jawabku saat ini.
Tetap
menjaga rekening harga diri dengan cara tidak mudah kecewa ataupun galau hanya
karena urusan cinta dengan lawan jenis. Karena menurutku kecewa itu muncul
karena aku sendiri yang memberikan peluang untuknya. Bukankah aku hanya pantas
berharap kepada Tuhan dan yang paling pahit adalah berharap kepada manusia?
Dan semoga apa yang menjadi pilihan kita memang menjadi pilihan yang dapat kita terima di waktu yang akan datang, dan semoga kita bahagia dengan apa yang menjadi pilihan kita masing-masing. Bang Riyan bahagia dengan pilihan hatinya, dan aku bahagia dengan pilihanku untuk berhijrah. InsyaAllah..
Tips Move On/ Motivasi
Menyimpan
rasa kepada lawan jenis yang belum halal dan menyelami rasa tersebut merupakan
zina hati dan malah dapat menyakitkan hati kita sendiri. Karena kalau ternyata
yang kita sukai bukan jodoh kita, maka hanya akan menghabiskan waktu dan
memberikan peluang galau di hati kita.
Tuhan
memberikan larangan kepada umat-Nya dalam hal berzina sekalipun itu zina hati,
tentu saja untuk kebaikan hamba-Nya. Alangkah baiknya jika kita tetap dalam
jalur yang semestinya, yaitu menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya. Yakin deh selama kita berada di jalurnya maka hidup kita akan
selalu damai. Apalagi kalau kita semakin mencoba mendekatkan diri Kepada Tuhan,
karena sejatinya hanya Tuhan yang akan selalu setia mendengarkan keluh kesah
kita tanpa bosan. Dan tentunya Tuhan akan memberikan jalan keluar yang terbaik
untuk setiap masalah yang kita hadapi.
Otomatis
kalau kita sudah dekat dengan Tuhan insyaallah iman kita akan selalu terjaga
dari perasaan-perasaan yang tidak semestinya. jadilah jomblo yang berkualitas
selalu mencoba meperbaiki kualitas diri, jadikan setiap keterpurukan sebagai
pelajaran yang berharga untuk memperbaiki diri. Berusaha bangkit dari
keterpurukan itu dan selalu menjaga rekening harga diri dengan tidak memberikan
peluang munculnya rasa kecewa atau galau di hati kita.
Sibukkan
diri dengan segala aktifitas yang bermanfaat dan pilihlah lingkungan pergaulan
yang positif yang bisa mengajak kita kepada kebaikan dan tak segan mengingatkan
kita kalau kita melakukan kesalahan.
Semangat
menjomblo sampai halal dan semangat untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi
untuk teman-teman semua, sampai tiba saatnya nanti kita
dipertemukan dengan jodoh kita masing-masing. Aamiin..
0 Response to "Semoga Kita Bahagia dengan Pilihan Kita #Cerpen"
Posting Komentar