Welcome To The Jungle
Sabtu, 13 Oktober 2018
9 Comments
Hay, selamat malam minggu untuk semuanya :) Kalau kata saya sih malam minggu akan selalu ada selama kehidupan ini masih ada. Iya, definisi malam minggu menurut saya adalah perputaran waktu yang tetap pada letaknya. Jadi ya, menurut saya yang jomblo ini, saya selalu merasakan yang namanya malam minggu. Kalau sudah ga merasakan malam minggu ya berarti kita sudah meninggal toh? Simple :)
Tidak, artikel saya kali ini tidak membahas mengenai malam minggu. Tapi karena saat artikel ini ditulis saat malam minggu. Jadi kalimat pembuka artikel kali ini ya seperti itu jadinya. Hehe..
Saya kali ini mau sharing tentang pengalaman saya saat pertama kali memasuki dunia kerja. Saya lulus SMK tahun 2011, yang terpikir dalam benak saya kala baru lulus adalah langsung melamar kerja. Meskipun sempat mendapat tawaran beasiswa beberapa persen dari salah satu universitas, saya tetap ingin bekerja terlebih dahulu.
Untuk kuliah, saya pikir bisa nanti setelah bekerja. Biaya kuliah itu ga murah dan saya paham banget kondisi perekonomian orang tua. Jadi saya memutuskan untuk melamar kerja setelah menerima ijazah SMK.
Berhubung saya hanya lulusan SMK, jadi ya target saya melamar kerja hanya ke pabrik dan supermarket sekitaran Tangerang. Setelah menaruh lamaran ke salah satu pabrik sepatu yang berada di Serpong, sebut saja pabrik S. Saya pun dinyatakan lolos untuk test tulis dan interview yang berarti mesti datang kembali keesokan harinya untuk ditest keterampilan kerja.
Ternyata benar, yang namanya rezeki datang dari arah yang tidak disangka-sangka. Lamaran saya yang dibawa oleh bibik saya ke salah satu pabrik sepatu yang berada di Jatake Tangerang sebut saja pabrik X, mengantarkan saya kepada dunia kerja yang sesungguhnya.
Ya, saya memilih untuk mengikuti test di pabrik X dan meninggalkan test yang telah saya lewati separuh jalan di pabrik S. Menjalani proses test mulai dari awal lagi di pabrik X, mulai dari psikotest, tes kesehatan, sampai interview.
Ternyata untuk menerima seorang karyawan memerlukan pertimbangan yang sangat matang baik itu dari pihak HRD, Manager, sampai Kepala Manager.
Untuk dapat lolos di Pabrik X ini, ternyata sangat sulit. Karena kebetulan saya akan menempatkan posisi Administrasi Planning. Di mana posisi ini termasuk sangat sulit bagi pemula, karena pekerjaannya mesti tahu banget mengenai produksi sepatu. Dan mesti tahu banget tentang sistem yang akan dijalankannya.
Sebenarnya dari segi pendidikan saya sudah tidak lolos, karena minimal pendidikan mesti S1 sedangkan saya baru lulus SMK belum berkuliah. Lalu dari segi pengetahuan mengenai sepatu, saya juga masih kurang. Sepertinya, kelebihan saya kala itu yang sangat menjadi andalan hanya nilai test matematika yang alhamdulillah benar semua. Bahasa inggris? Jangan ditanya, saya masih di bawah rata-rata.
Ditambah, setelah interview dengan Kepala Manager Planning yaitu Ibu H, beliau menyampaikan bahwa saya masih sangat hijau yang berarti masih sangat polos. Namun Pak Kamal yang merupakan atasan saya nantinya setelah bekerja, saat itu benar-benar memperjuangkan saya agar bisa lolos untuk bekerja di Pabrik X. Beliau sangat yakin bahwa saya akan mampu mempelajari semuanya. Akhirnya setelah Pak Kamal meyakinkan Kepala Manager Planning dan HRD, saya resmi tanda tangan untuk training terlebih dahulu selama 3 Bulan di Pabrik X.
Dan, Welcome To The Jungle dimulai. Saya akan merasakan yang namanya dunia kerja sesungguhnya. Beruntungnya saya diajari oleh senior yang sangat baik dan pengertian, kakak senior ini sabar banget ngajarin saya, ngasih tau kerjaan saya apa saja, pokoknya yang belum saya ketahui beliau memberitahukannya dengan baik.
Tapi ya, namanya juga kerja ya. Ada yang bisa nerima kita dengan baik begitu pun sebaliknya. Jadi ada aja yang ngejutekin saya, apalagi begitu tahu saya hanya lulusan SMK tapi bisa langsung masuk di bagian Administrasi Planning. Dicecer dah si anak baru ini. Wkwk.
Dulu itu, saya mengaplikasikan komputer belum terlalu bisa. Sampai-sampai ada senior saya yang bilang "Kamu itu di sini kerja, bukan belajar. Jadi ya, di sini buat mengaplikasikan yang sudah kamu bisa." Jleb sih ya, tapi sebagai anak baru yang memang belum punya kemampuan apa-apa, itu jadi cambukan untuk saya pribadi. Sampai saya meniatkan diri, kalau kuliah nanti mau ngambil jurusan yang berbau komputer. Wkwk sebegitunya ya saya :') Makasih lho untuk kakak yang sudah berbicara seperti itu :)
Yah, dulu itu saya berasa jadi karyawan yang paling bodoh. Jadi di bagian planning khususnya selalu ada yang namanya meeting mingguan. Semua bagian planning berkumpul di hari itu, dan akan ada yang namanya pembagian rapot. Kalau rapotnya berwarna merah berarti sangat jelak harus mencari solusinya dan diperbaiki, kuning berarti sedang atau was-was, dan hijau berarti baik atau aman.
Dan saat meeting pun saya masih minder. Merasa anak bawang banget, ga baik juga sih kalau dipikir-pikir. Ya tapi, ilmu saya tentang pabrik sepatu belum seperti mereka yang sudah lebih lama terjun. Ditambah rapot saya yang seringnya merah pas awal-awal saya kerja. Beuh, kayaknya muka saya ini berubah menjadi warna merah saat meeting berlangsung.
Awal-awal saya kerja, sering banget nangis di tempat kerja. Entah itu karena sakit hati atau pun merasa bersalah karena telah salah dalam pekerjaan. Huaaa kalau ingat itu, rasanya saya malu banget sih. Ditambah ini malah saya ceritakan di blog ye. Wkwk
Namun Pak Kamal sebagai atasan saya langsung, tak hentinya memberikan pelajaran maupun motivasi untuk rekan-rekannya termasuk saya yang masih sangat polos kala itu. Saking terharunya, sampai sekarang saya masih menganggap Pak Kamal sudah seperti ayah nomer 2 saya.
Dunia kerja mengantarkan saya pada tangisan, tangisan yang menguatkan tekad untuk terus meningkatkan kemampuan diri dan menguatkan mental.
Hingga minggu demi minggu berlalu, bulan demi bulan berjalan, saya bekerja di Pabrik X dan dekat dengan karyawan-karyawan di sana. Tapi, karena keadaan waktu itu, saya memutuskan untuk resign. Ya, saya bekerja di Pabrik X hanya berlangsung selama 10 bulan belum genap satu tahun.
10 bulan memang bukan waktu yang lama, namun juga bukan waktu yang singkat untuk sebuah perkenalan.
Tapi sekarang kamu lebih baik.... Tulisan ini bukti bahwa belajar adalah proses bekerja.... jadi tiap pekerjaan dimulai dari belajar....
BalasHapusAamiin.. Iyaa belajar adalah proses tanpa henti ya pak :) terimakasih pak sudah mampir
HapusAku suka dengan tulisan ini, sebuah ungkapan yang jujur dari hati.
BalasHapusKarena sesungguhnya yang spesial dalam peembelajaran adalah "prosesnya".
Terus semangat yah Kak,:)
Huaaa.. terimakasih mba Aida :)
HapusKalo sudah masuk dunia kerja kita otomatis terjun kedunia sosial masyarakat. Dunia kerja gak seiindah saat menerima gaji aja ternyata banyak banget menguras fisik dan mental apalagi udah berhadapan dengan atasan.. tapi dari situlah kita belajar ytk smakin baik
BalasHapusIyaa. bener banget mba Daruma :)
HapusEndingnya agak buru2 sih. Padahal aku lagi menikmati kisahnya. Pengen yang lebih banyak lagi tulisannya. Haha. Anw, setiap org pasti punya kisah terberat masing2. Di dunia kerja, saat belajar, kehidupan, perjuangan, anything. Tapi satu hal yang bikin kita kuat sampai ke titik kesuksesan. Belajar dari pengalaman yang kita dapatkan. Seburuk apapun pengalaman itu, semua mengandungi obat yang mujarab. Yang akan membuat kita sadar akan kesalahan, lalu memperbaikinya. Terus semangat berbagi kisahnya. Fighting! 💪💪🙆
BalasHapusHehehe.. Iyaa kak, jadi kepengen dibikin season selanjutnya gitu. Tapi malah kesannya terburu-buru yaa.. Terimakasih kak untuk saran dan motivasinya :) Tetap semangat juga :)
HapusDunia kerja memang kejam tapi tergantung kita pembawaannya dan menyikapinya seperti apa harus kuat2 mental menghadapi segelintir orang2 yang gak suka sama kita diyah. Suka sama ceritanya hampir mirip dengan kisah aku pernah nangis bombay gara2 lingkungan gak nyaman, lah kenapa jadi curcol yaa... wkwkwk tetap semangat dan berkreativitas yaa sistaku yang sweety ����
BalasHapus