Sosok Malaikat di Halte Transjakarta
Rabu, 14 November 2018
4 Comments
Sudah lama aku tak merasakan rasa seperti ini. Setelah sekian lama, aku merasakan kembali rasanya tersenyum dengan hati yang entah sedang merasa apa.
Siang hari tertanggal 13 November 2018. Ketika aku hendak tap out di halte transjakarta Rawasari bersama kak Risma dan Kak Aida karena kita memang sedang ada acara di Green Pramuka Square, aku kira di halte itu bisa langsung keluar tanpa tap out. Ternyata dugaanku salah! Dan ketika diriku hendak mengetap kartu flash, tiba-tiba lelaki yang tingginya melebihiku tepat berada di belakangku entah sejak kapan, membantuku dengan mengetap kartu miliknya, sehingga aku bisa keluar dari halte transjakarta. Tentu aku kaget "Siapa dia?" Ucapku dalam hati.
Aku sempat mengucapkan terimakasih kepadanya, namun mungkin suara kecilku tak terdengar sampai ke telinganya hingga lelaki itu tetap fokus akan kesendiriannya. Hingga secara tiba-tiba Kak Aida mencandaiku setelah kejadian itu terjadi, dan Kak Risma langsung merespons candaan itu yang membuat aku dan lelaki itu malu dan tersenyum dikala cuaca sedang mendung siang itu.
Baru kali ini aku dicandai seperti itu oleh kak Aida dan Kak Risma. Beneran rasanya sangat malu dengan lelaki itu. Tapi satu hal yang membuat aku terkesan dengan lelaki itu, kebaikan yang dilakukannya tanpa jeda. Ia sangat peka akan orang yang ada di depannya, melakukan kebaikan dengan sangat respect.
Ekspresi senyumku |
Lagi-lagi pikiranku terarah pada sosok lelaki baik itu setelah sekian jam berlalu. Ini yang paling aku takutkan, aku penasaran dengan sosok yang belum aku kenal sama sekali. Dan semoga ini hanyalah selingan yang mampir dalam pikiranku.
Aku tak mau seperti kebanyakan wanita yang ada di drama-drama korea. Aku tak mau berkhayal yang tidak pasti. Dan aku tak mau pikiranku dihabiskan dengan hal yang tidak jelas.
Tapi, aku tau. Kejadian siang itu datang pasti ada hikmahnya. Yaa, hikmahnya adalah pelajaran untuk aku dan mungkin kalian yang membaca artikel absurd kali ini, bahwa untuk melakukan kebaikan tidak menunggu waktu, lakukan selagi kita bisa melakukan, lakukan selagi kita mempunyai kesempatan untuk melakukannya, dan lakukan sekecil apapun kebaikan itu.
Untuk kamu sosok malaikat yang telah berbuat baik, yang aku temui di halte transjakarta rawasari. Tetaplah menjadi sosok seperti siang itu dengan siapapun kamu bertemu, di mana pun kamu berada, dan kapan pun kamu mendapat kesempatan untuk berbuat baik.
Pertemuan siang itu pasti telah direncanakan oleh Tuhan sesuai dengan rencanaNya, dan kita hanya bisa mengambil hikmahnya. Kelak, jika kita bertemu kembali mungkin hanyalah bagian dari skenarioNya.
Malam ini sebenarnya ingin mengerjakan deadline yang menanti. Tapi, entah kenapa yang keluar dari ketikan saat ini mengenai kejadian siang itu :')
Ciye.. Krsengsem nih. . Bisa jadi berujung jatuh cinta pada pandangan pertama nih.. Hehe
BalasHapusciyeeee...udah kayak sinetron ya ketika baca ini.
BalasHapuseh tapi aku juga pernah loh. kartu tap aku susah ditap eh ternyata bapak-bapak itu dari belakang nolongin aku. tapi main lari aja pas aku mau bilang makasih.
hihihi...
Yang jelas laki-laki itu cakep dan pemalu, sampai dia keluar jalur bawah dari halte. Sekilas aku meliriknya, eh ternyata wajahnya sedikit merah dengan senyum tertahan.
BalasHapusSemua pertemuan memang sudah tertulis dalam takdir. Aku selalu berdoa dan berharap, semoga kelak Diyah dipertemukan dengan sosok laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Siapapun orangnya, baik dia maupun yang lain.
Apa kita perlu meet up lagi di halte itu supaya bisa berjumpa sosok malaikat idaman hati si gadis pemalu yang telah menuliskannya dalam rangkaian aksara yang indah. Percaya deh jika berjodoh suatu saat bertemu kembali..
BalasHapus