Akan Aku Usahakan
Kamis, 20 Desember 2018
1 Comment
Terkadang rutinitas membuat kita jenuh akan hari yang terus berganti.Apalagi masalah hati yang kian hari tak bertepi.Lagi-lagi aku terpaku dalam lamunan bersama secangkir kopi.Meskipun pahit namun tetap kunikmati.Kata mereka, hidup akan selalu menjadi cobaan.Kata mereka, hidup akan selalu berliku.Kala cerita pelik menghampiri, mereka hanya berucap "jalani saja".Aku ini keras kepala kata mereka.Tapi terkadang, mereka juga berkata bahwa aku si penakut.Lalu sebenarnya, siapakah aku?
Dunia kerja yang berpindah-pindah mengajarkanku bahwa hidup tak selamanya menetap. Beberapa kali berpindah tempat kerja, membuatku menerima pelajaran hidup yang mesti aku lewati. Tak hanya itu, aku juga bertemu dengan berbagai macam kepala.
Menurut mereka, ketika usia 25 tahun menjadi seorang freelancer hanyalah membuang kesempatan dalam bekerja. "25 Tahun itu usia produktif lho!" ucap mereka. "Sayang banget, masih muda bukannya bekerja di Perusahaan saja!" Mereka menambahkan kata-kata yang menjadi penguat kalimat awal dengan nada yang agak ditinggikan.
Lalu, aku si keras kepala ini tetap saja melaju dengan pekerjaanku yang menurut mereka hanya membuang waktu saja. Dengan pekerjaanku yang menurut mereka bukanlah pekerjaan. Alasannya? Mudah saja, karena pekerjaan ini tidak tentu, karena pekerjaan ini tidak mendapatkan penghasilan UMR.
Ketika aku tersadar akan persaingan dalam dunia kerja. Ketika aku sadar, jika aku bekerja di Perusahaan, maka kemampuanku hanya terpaku pada perusahaan. Aku menghabiskan separuh waktu hanya untuk perusahaan.
Lalu aku bingung dengan hidup ini. Bahwa di mana letak kebebasan dalam berekspresi, di mana aku mesti menempatkan diri yang kian hari kian haus akan pengetahuan. Apakah hidup hanya soal kerja dan makan?
Hingga Tuhan memberikan jalan untuk aku berjalan menyusuri tempat demi tempat. Aku belajar setiap aku pergi keluar rumah. Aku menemukan sosok "Aku" di dalam aku. Aku yang selalu ingin belajar, aku yang selalu ingin berbagi informasi yang telah aku dapati.
Lagi, lagi aku bertemu kembali dengan permasalahan luar. Bahwa kini aku merasakan yang namanya komentar netizen. Ya, mereka semua yang merasa paling benar ketika melihat aku. Mereka semua yang merasa bebas mengomentari hidup orang yang merupakan sosok dunia maya.
Dunia maya? Ya. Itu bukan dunia nyata, namun nyatanya mampu menjadi alat pemuas bagi mereka. Mereka merasa tahu segalanya tentang hidup orang melalui dunia maya. Mereka tidak merasa bersalah ketika melontarkan komentar yang mungkin melukai hati.
Lagi-lagi aku tak bisa mengelak. Karena kini pencaharianku berasal dari dunia ini, "Dunia Maya"! Tentu aku masih dengan idealisme-ku yang beranggapan bahwa aku mesti membagikan informasi melalui duni maya. Dibaca atau pun tidak, aku akan tetap membagikannya. Dibayar ataupun tidak, aku akan tetap menulis.
Yaa. Inilah duniaku sekarang. Menjadi seorang yang bernafaskan internet bermodalkan smartphone. Entah sampai kapan aku berkutat dengan rutinitas ini, yang jelas aku pernah menaruh hati padanya namun tetap akan aku usahakan untuk "Hanyalah Tuhan yang Nomor Satu".
Untukmu teman, tetaplah dengan perjuangan itu. Dengan niat baikmu, dengan niat tulusmu. Hingga makna hidup akan kita temui bersama-sama.
Pengalaman ini engga beda jauh dengan pengalaman saya, tapi itu semua menjadi akumulasi untuk pengalaman kedepan
BalasHapus