JOMBLO JUGA MANUSIA #JombloPartIII
Jumat, 15 Februari 2019
6 Comments
"Rocker juga manusia, punya rasa punya hati." sebuah lyric lagu yang menarik. Suatu bentuk ungkapan dari keresahan. Kini izinkan saya untuk mengungkapkan kembali mengenai keresahan dari kejombloan ini.
Ketika mereka bertanya mengenai "Relationship" entah kenapa bibir ini kaku untuk menjawab. Kalian tahu mengapa? Karena ya memang tidak ada yang mesti dijawab. Hati ini tidak sedang suka dengan siapa-siapa. Hari demi harinya, hanya berlalu dengan segala rutinitas yang seolah menjadi pelarian dari kejombloan ini. Lebih tepatnya mencari kesibukan yang lebih berarti dibanding menggalaukan diri sebagai seorang jomblo.
Sepertinya saya sudah beberapa kali ya, menulis mengenai jomblo. Mungkin yang belum membaca bisa dibaca dulu. Ini artikel pertama mengenai jomblo yang saya tulis di tahun 2016 : https://www.marudiyafu.com/2016/08/jomblo-iyaa-doong.html dan artikel keduanya di tahun 2017 : https://www.marudiyafu.com/2017/10/jomblo-part-ii.html
Bagi saya sendiri alhamdulillah jomblo ini merupakan prinsip saya. Ya terserahlah kalau ada yang beranggapan bahwa jomblo itu nasib karena belum menemukan yang tepat. Hmm!
Saya bilang jomblo ini sebagai prinsip karena saya yang menginginkannya. Bukan maksud sok jual mahal atau sok suci. Biar tidak ada kesalahpahaman, mari lanjutkan membacanya :)
Setiap kita yang hidup pasti memiliki prinsip. Entah prinsip apapun itu, prinsip tentang cinta salah satunya. Prinsip tentang cinta? Iya, jadi saya berprinsip bahwa sebelum ada ikatan halal, saya tidak mau terlalu menaruh hati sepenuhnya kepada sosok seorang lelaki. Bukan apa, sakitnya itu lho kalau ternyata bukan jodoh kita.
Bermaksud belajar dari pengalaman pribadi. Untuk urusan percintaan saya tidak mau mengambil terlalu banyak kadarnya. Ya, hanya sebatas kagum yang biasa saja. Tidak terlalu berlebih atau pun tidak ada sama sekali.
Saya tidak mau dibutakan oleh yang namanya cinta. Sebab, ketika cinta itu sudah membuat buta, maka sulit untuk berpikir secara jernih. Ketika dinasehati orang terdekat pun seolah hanya menutup telinga dan mata. Aku tidak mau seperti itu!
Cinta boleh, tapi gila jangan!
Lalu kapan saya menikahnya kalau terus menutup hati? Entah adakah yang salah dengan hati ini sehingga sulit untuk menerima kedatangan cinta itu. Mungkin ada ikhlas yang belum sepenuhnya mengelabui hati ini. Ketika hati dilukai, seolah tak mau merasakannya lagi dan lagi.
Kamu harus membuka diri Mar!
Ya, membuka diri bukan berarti terlalu berlebih dalam membukanya. Mengerti dengan istilah PHP? Seperti itulah kiranya maksud hati. Tak ingin menjadi pelaku PHP atau pun korban PHP.
Jangan baperan makanya Mar!
Sekali lagi, ini hanya masalah pilihan dan prinsip.
Tak jarang, teman ingin menjodohkan saya dengan temannya yang juga menyandang status tuna asmara. Tapi, entah kenapa masih ada rasa takut untuk memulai ta'aruf. Mungkin karena diri yang belum siap. Iya, belum siap untuk menerima hati yang baru, atau memang belum siap untuk menyandang status baru di KTP.
Karena diri belum siap, maka tidak mau terlalu memaksa dalam meminta. Sudah pasti Tuhan memberi takdir sesuai dengan kesiapan hambaNya, maka jangan terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan, pun jangan terlalu leha-leha dalam mempersiapkan diri.
Jadilah yang terbaik atas dirimu untuk takdirmu kelak. Entah itu soal jodoh atau pun maut. Ya, hidup bukan hanya soal jodoh, kelak yang pasti adalah maut.
Yang hidup pasti akan mati, entah kapan waktunya, yang pasti akan tiba saat itu.
Dan kali ini izinkan saya menuliskan beberapa bait kata teruntuk seorang lelaki yang mungkin akan menjadi teman hidup kelak jika Tuhan meridhoi :
Hay, kamu
Aku tak terlalu perduli dengan hari-harimu terdahulu
Namun, aku juga tak mau menutup mata.
Kamu saat ini
Kamu yang di sampingku
Pun kamu yang sedang aku tatap
Adalah perjalanan kamu di masa lalu.
Sedangkan aku,
Di sini aku hanya bisa menikmati nafasmu saat ini
Dengan semua yang telah kamu lalui.
Izinkan aku untuk mengukir masa-masa bersamamu
Menyempurnakan separuh agamaku bersamamu
Melangkah dengan hembusan nafasmu yang telah halal bagiku.
Jika banyak kau temui kejutan dari diri ini
Percayakanlah dirimu,
Bahwa aku adalah wanita yang bertakdir denganmu.
Denganmu kelak insya Allah akan ku kejar jannahNya.
Teruntuk kamu yang halal bagiku kelak!
Sepertinya saya sudah beberapa kali ya, menulis mengenai jomblo. Mungkin yang belum membaca bisa dibaca dulu. Ini artikel pertama mengenai jomblo yang saya tulis di tahun 2016 : https://www.marudiyafu.com/2016/08/jomblo-iyaa-doong.html dan artikel keduanya di tahun 2017 : https://www.marudiyafu.com/2017/10/jomblo-part-ii.html
Bagi saya sendiri alhamdulillah jomblo ini merupakan prinsip saya. Ya terserahlah kalau ada yang beranggapan bahwa jomblo itu nasib karena belum menemukan yang tepat. Hmm!
Saya bilang jomblo ini sebagai prinsip karena saya yang menginginkannya. Bukan maksud sok jual mahal atau sok suci. Biar tidak ada kesalahpahaman, mari lanjutkan membacanya :)
Setiap kita yang hidup pasti memiliki prinsip. Entah prinsip apapun itu, prinsip tentang cinta salah satunya. Prinsip tentang cinta? Iya, jadi saya berprinsip bahwa sebelum ada ikatan halal, saya tidak mau terlalu menaruh hati sepenuhnya kepada sosok seorang lelaki. Bukan apa, sakitnya itu lho kalau ternyata bukan jodoh kita.
Bermaksud belajar dari pengalaman pribadi. Untuk urusan percintaan saya tidak mau mengambil terlalu banyak kadarnya. Ya, hanya sebatas kagum yang biasa saja. Tidak terlalu berlebih atau pun tidak ada sama sekali.
Saya tidak mau dibutakan oleh yang namanya cinta. Sebab, ketika cinta itu sudah membuat buta, maka sulit untuk berpikir secara jernih. Ketika dinasehati orang terdekat pun seolah hanya menutup telinga dan mata. Aku tidak mau seperti itu!
Cinta boleh, tapi gila jangan!
Lalu kapan saya menikahnya kalau terus menutup hati? Entah adakah yang salah dengan hati ini sehingga sulit untuk menerima kedatangan cinta itu. Mungkin ada ikhlas yang belum sepenuhnya mengelabui hati ini. Ketika hati dilukai, seolah tak mau merasakannya lagi dan lagi.
Kamu harus membuka diri Mar!
Ya, membuka diri bukan berarti terlalu berlebih dalam membukanya. Mengerti dengan istilah PHP? Seperti itulah kiranya maksud hati. Tak ingin menjadi pelaku PHP atau pun korban PHP.
Jangan baperan makanya Mar!
Sekali lagi, ini hanya masalah pilihan dan prinsip.
Tak jarang, teman ingin menjodohkan saya dengan temannya yang juga menyandang status tuna asmara. Tapi, entah kenapa masih ada rasa takut untuk memulai ta'aruf. Mungkin karena diri yang belum siap. Iya, belum siap untuk menerima hati yang baru, atau memang belum siap untuk menyandang status baru di KTP.
Karena diri belum siap, maka tidak mau terlalu memaksa dalam meminta. Sudah pasti Tuhan memberi takdir sesuai dengan kesiapan hambaNya, maka jangan terlalu tergesa-gesa dalam memutuskan, pun jangan terlalu leha-leha dalam mempersiapkan diri.
Jadilah yang terbaik atas dirimu untuk takdirmu kelak. Entah itu soal jodoh atau pun maut. Ya, hidup bukan hanya soal jodoh, kelak yang pasti adalah maut.
Yang hidup pasti akan mati, entah kapan waktunya, yang pasti akan tiba saat itu.
Dan kali ini izinkan saya menuliskan beberapa bait kata teruntuk seorang lelaki yang mungkin akan menjadi teman hidup kelak jika Tuhan meridhoi :
Hay, kamu
Aku tak terlalu perduli dengan hari-harimu terdahulu
Namun, aku juga tak mau menutup mata.
Kamu saat ini
Kamu yang di sampingku
Pun kamu yang sedang aku tatap
Adalah perjalanan kamu di masa lalu.
Sedangkan aku,
Di sini aku hanya bisa menikmati nafasmu saat ini
Dengan semua yang telah kamu lalui.
Izinkan aku untuk mengukir masa-masa bersamamu
Menyempurnakan separuh agamaku bersamamu
Melangkah dengan hembusan nafasmu yang telah halal bagiku.
Jika banyak kau temui kejutan dari diri ini
Percayakanlah dirimu,
Bahwa aku adalah wanita yang bertakdir denganmu.
Denganmu kelak insya Allah akan ku kejar jannahNya.
Teruntuk kamu yang halal bagiku kelak!
Iya, jangan sampai gila gara-gara cinta.
BalasHapusCinta itu buta dan membutakan.
BalasHapusJadilah jomlo yang high quality.
BalasHapusIya, orang tuh selalu suka tanya kapan nikah. Kan nyebelin. Mau mutusin silaturahmi apa.
BalasHapusIya lah. Jomlo juga punya hati juga punya rasa. Hehe.
BalasHapusMerasa diriku juga jomblo ��
BalasHapus