Mafiz yang Tak Berujung #Cerbung
Kamis, 14 Maret 2019
2 Comments
"Jika ada lelaki di dunia ini seperti dalam novel yang telah usai aku baca, maka aku akan meminta kepada Tuhan untuk berjodoh dengan sosoknya." Lirih perempuan yang telah merasa lelah akibat ditinggal oleh teman-temannya yang telah menikah.
Mawar namanya, ia merupakan seorang perempuan yang tidak terlalu feminim pun tidak tomboy. Begitu pun dengan kepribadiannya yang ambivert, yakni tidak terlalu ekstrovert dan tidak terlalu introvert. Ia tidak lagi tertarik dengan sinetron yang ada di televisi. Menurutnya alur cerita yang disuguhkan pada sinetron hanya begitu-begitu saja dan kurang ada manfaatnya. Itulah yang membuat Mawar selalu menyibukkan dirinya dengan laptopnya yang telah menemani sekitar 5 tahun. Kala itu, Ia membelinya dari gaji yang berhasil ia sisihkan setiap bulannya.
Sebagai seseorang yang menekuni dunia tulis-menulis, Mawar merasa kosa kata yang dimilikinya dalam menulis masih sangat minim. Hingga temannya yang bernama Ana menyarankan untuk membaca novel. Karena dengan membaca novel, dapat menambah kosa katanya. Tak hanya sampai saran, namun Ana juga meminjamkan sebuah Novel yang telah usai dibacanya. Menurut Ana novel itu sangat pantas dibaca oleh mawar.
Deadline dan campaign seolah menjadi rutinitas harian seorang Mawar yang berprofesi sebagai freelancer. Seperti itu berulang-ulang, rutinitasnya juga yang kerap kali menjadi alasannya untuk tidak meratapi takdir bahwa dirinya belum memiliki tambatan hati. Ini bukan sibuk, hanya sok sibuk menurutnya! Hingga novel yang dipinjamkan Ana masih menyisakan beratus-ratus halaman belum dibaca.
Mawar menyebut dirinya sebagai singlelillah (Status single-nya karena Allah). Pada usianya yang telah mencapai seperempat abad, tak kunjung ia ditemukan dengan belahan jiwanya. Bahkan tanda-tanda calon pun belum ada. Belum ada yang memberi semacam kode-kode akan melamarnya. Mencoba untuk ikhlas menerima takdir adalah pilihannya yang mesti ia jalani dengan penuh kesabaran.
Seiring dengan proses memperbaiki diri, Mawar selalu teringat akan seseorang yang dulu telah mengisi hatinya dengan amat sempurna. Cinta itu sempurna adanya di hati Mawar. Cinta yang tidak dibuat-buat, datang dengan sendirinya tanpa sebab dan tanpa alasan.
Tepatnya 8 Tahun lalu saat Mawar masih bekerja di salah satu Perusahaan Jepang yang ada di Tangerang. Ia mengenal sosok lelaki itu dari seorang rekan kerja. Lyla nama rekan kerjanya yang begitu dekat dengan dirinya. Hingga Lyla mengenalkan abangnya yang bernama Hafiz kepada Mawar tanpa disengaja ketika Hafiz menjemput Lyla sepulang kerja.
Sore hari di kala langit sedang menampakkan keindahannya yang sering disapa dengan nama senja, Mawar berkenalan dengan Hafiz. Pertemuan lima menit itu berhasil membuat seorang Mawar penasaran dengan sosok Hafiz. Tatapannya yang teduh, tutur katanya yang sopan, serta cara memperlakukan wanita dengan baik, berhasil membuat hati Mawar tersentuh. Belum pernah Mawar menjumpai lelaki asing yang seperti itu.
"Jadi Mawar pulang sendirian ya? Hati-hati ya.. Perempuan harus menjaga diri dengan baik.." Ucap Hafiz sebelum meninggalkan Mawar sore itu.
Angin yang berhembus sore itu seperti menyapa Mawar bahwa masih ada lelaki seperti Hafiz yang bisa bertutur kata dengan sopan dan menghargai perempuan. Bayangan Hafiz terus ada dipikirannya bersamaan dengan kendaraan yang berlalu lalang meninggalkan Mawar saat berjalan.
Tiga jam setelah pertemuan itu, ketika Mawar hendak rebahan di atas kasur, tiba-tiba dering handphone androidnya menyapa menandakan bahwa ada pesan masuk di HP-nya "Assalamu'alaikum Mawar, ini Hafiz abangnya Lyla. Salam kenal ya, semoga perkenalan tadi sore menjadi awal yang baik untuk kita."
Malam itu juga jantung Mawar berdegup kencang tidak seperti biasanya. Seolah memompa aliran darah yang mengalir di tubuh Mawar. Ada apakah ini Ya Allah.. Mengapa Bang Hafiz langsung mengirimkan pesan?
~Bersambung~
Seiring dengan proses memperbaiki diri, Mawar selalu teringat akan seseorang yang dulu telah mengisi hatinya dengan amat sempurna. Cinta itu sempurna adanya di hati Mawar. Cinta yang tidak dibuat-buat, datang dengan sendirinya tanpa sebab dan tanpa alasan.
Tepatnya 8 Tahun lalu saat Mawar masih bekerja di salah satu Perusahaan Jepang yang ada di Tangerang. Ia mengenal sosok lelaki itu dari seorang rekan kerja. Lyla nama rekan kerjanya yang begitu dekat dengan dirinya. Hingga Lyla mengenalkan abangnya yang bernama Hafiz kepada Mawar tanpa disengaja ketika Hafiz menjemput Lyla sepulang kerja.
Sore hari di kala langit sedang menampakkan keindahannya yang sering disapa dengan nama senja, Mawar berkenalan dengan Hafiz. Pertemuan lima menit itu berhasil membuat seorang Mawar penasaran dengan sosok Hafiz. Tatapannya yang teduh, tutur katanya yang sopan, serta cara memperlakukan wanita dengan baik, berhasil membuat hati Mawar tersentuh. Belum pernah Mawar menjumpai lelaki asing yang seperti itu.
"Jadi Mawar pulang sendirian ya? Hati-hati ya.. Perempuan harus menjaga diri dengan baik.." Ucap Hafiz sebelum meninggalkan Mawar sore itu.
Angin yang berhembus sore itu seperti menyapa Mawar bahwa masih ada lelaki seperti Hafiz yang bisa bertutur kata dengan sopan dan menghargai perempuan. Bayangan Hafiz terus ada dipikirannya bersamaan dengan kendaraan yang berlalu lalang meninggalkan Mawar saat berjalan.
Tiga jam setelah pertemuan itu, ketika Mawar hendak rebahan di atas kasur, tiba-tiba dering handphone androidnya menyapa menandakan bahwa ada pesan masuk di HP-nya "Assalamu'alaikum Mawar, ini Hafiz abangnya Lyla. Salam kenal ya, semoga perkenalan tadi sore menjadi awal yang baik untuk kita."
Malam itu juga jantung Mawar berdegup kencang tidak seperti biasanya. Seolah memompa aliran darah yang mengalir di tubuh Mawar. Ada apakah ini Ya Allah.. Mengapa Bang Hafiz langsung mengirimkan pesan?
~Bersambung~
Abang hafidznya sape nih aciee wkwk
BalasHapuskusukaa, jadi baper akutu:'
Subhanaallah walhamdulillah...
BalasHapus