Terobosan Baru KUR #FMB9
Sabtu, 06 April 2019
1 Comment
Sedikitnya ada 58 juta orang pelaku UMKM yang memutar roda konsumsi nasional selama ini. Mereka tersebar di sektor formal dan lebih banyak lagi di sektor informal.
Sumbangan UMKM bagi perekonomian
nasional tidak bisa dianggap remeh. Karena nyatanya kontribusi UMKM terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) nasional tahun 2018 mencapai sekitar 60,34%.
Tahun ini bahkan diproyeksikan tumbuh sampai 65% atau sekitar Rp. 2.
394,5 triliun.
Sektor perdagangan masih mendominasi pelaku usaha UMKM hingga mencapai 54,4% pada 2018. Porsi berikutnya dikuasai sektor pertanian, peternakan, dan perkebunan sebesar 23%, sisanya adalah jasa dan pengolahan.
Atas dasar itu, pemerintah terus menggenjot pertumbuhan UMKM melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kebijakan ini sebagai bukti upaya pemerintah membuka akses pendanaan tambahan agar mereka semakin berkembang. Meskipun realisasi penyaluran KUR sepanjang 2018 telah mencapai Rp 120 triliun dengan kredit bermasalah (NPL) tercatat 0,24 persen, namun porsi penyalurannya masih didominasi sektor perdagangan. Itu pun usaha mikro menerima pembiayaan terbesar.
Realisasi porsi penyaluran KUR sektor produksi ini memang naik dari pencapian pada 2017 sebesar 42,3 persen, meski belum mampu memenuhi target yang ditetapkan dalam 2018 sebesar 50 persen.
Sedangkan kalau mengacu pada wilayah, penyaluran KUR masih didominasi oleh pelaku usaha di Pulau Jawa dengan porsi penyaluran sebesar 55 persen diikuti dengan Sumatera 19,4 persen dan Sulawesi 11,1 persen.
Sasaran KUR bukan sekadar menggelontarkan dana murah, namun juga peruntukkannya tepat sasaran serta mengangkat perekonomian lokal. Diperlukan terobosan-terobosan brilian agar pelaku usaha semakin mudah mengembangkan bisnis mereka ke level lebih tinggi. Mulai tahun 2017, pemerintah mengeluarkan skema KUR khusus bagi kelompok usaha perikanan rakyat, perkebunan rakyat dan peternakan rakyat. Kelompok usaha ini bisa mendapatkan plafon pembiayaan hingga Rp 500 juta. Adapun mulai 2018 sektor pariwisata juga disentuh oleh kebijakan KUR ini. Skema KUR pariwisata ini dikhususkan bagi usaha produktif yang mendukung bisnis turisme di 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional.
Lantas bagaimana efektivitas kebijakan KUR di tengah lesunya harga komoditas untuk pasar ekspor? Apakah KUR dipakai untuk mengembangkan UMKM pemula dengan pemasaran platform digital dan jasa kurir? Bagaimana dampak dari pengurangan pajak penghasilan (Pph) bagi kinerja UMKM yang memakai dana KUR? Apa rencana pemerintah dengan alokasi anggaran KUR senilai Rp 140 triliun pada tahun 2019 ini?
Mengupas lebih lanjut hal tersebut, maka pada Kamis 4 April 2019 pukul 13:00-15:00 WIB berlangsung acara yang digelar oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yakni "Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang bertajuk "Terobosan Baru KUR" di Hotel Harris Vertu, Jakarta Pusat.
Hadir sebagai narasumber Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kemenko Perekonomian, Iskandar Simorangkir, Deputi Bidang Pembiayaan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Yuana Setyawati; dan Executive Vice President Bisnis Kecil dan Kemitraan BRI, Hari Purnomo.
Di era revolusi industri 4.0 saat ini, kemajuan teknologi digital pun menjadi salah satu tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk dapat memperluas jangkauan KUR tersebut. Maka itu, Bank Rakyat Indonesia (BRI), sebagai salah satu dari tiga bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (himbara), terus menciptakan terobosan-terobosan melalui digitalisasi pengembangan bisnis.
Demikian disampaikan Excecutive Vice President Bisnis Kecil dan Kemitraan BRI Hari Purnomo dalam acara ini. "Tugas kami meningkatkan accessibility. Bagaimana caranya? yakni melalui penyebaran outlet yang mudah dijangkau serta menyiapkan tenaga pemasar yang andal dan kompeten di berbagai sektor," katanya.
Setidaknya ada tiga terobosan digitalisasi pengembangan bisnis yang sudah dilakukan oleh BRI. Yakni diantaranya :
Peluncuran Satelit BRISat
Dengan mengorbitnya BRISat, kini BRI dapat menghubungkan seluruh jaringan yang dimiliki di seluruh Tanah Air, seperti kantor-kantor BRI, mobile offices, e-channels, floating bank, dan agen-agen bank, sehingga dapat diakses oleh masyarakat sebagai calon pemohon KUR secara cepat, mudah, murah, dan aman.
"Jaringan BRISat menjangkau BRI untuk berkontribusi dalam menyukseskan program inklusi dan literasi keuangan yang dicanangkan pemerintah," ujar Heri Purnomo.
Penyebaran Agen BRILink
Melalui penyebaran agen BRILink yang sudah dididik sehingga siap memberikan informasi apapun terkait produk KUR yang dimiliki oleh BRI.
"Sampai saat ini terdapat 401.550 agen BRILink yang tersebar di 17 kota. Ada di Aceh, Medan, Pekanbaru, Padang, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Jayapura," papar Heri Purnomo.
BRI Sistem Perkreditan Online Terpadu atau BRISpot
BRI Sistem Perkreditan Online Terpadu atau BRISpot merupakan sebuah program digitalisasi proses kredit berbasis internet untuk kredit mikro. Melalui BRISpot, para tenaga pemasar BRI langsung mendatangi pemohon KUR dan melakukan verifikasi, sehingga masyarakat tidak perlu repot datang ke kantor-kantor konvensional BRI untuk mengurus semuanya.
"BRISpot ini langsung diakses oleh marketing kami. Mereka langsung mendatangi orangnya (pemohon KUR), kemudian difoto orangnya, dan bila semuanya memenuhi persyaratan, kreditnya bisa langsung jalan. Paling lama dua hari sudah masuk rekening pemohon KUR," Jelas Heri Purnomo.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, selama tahun 2015-2018, realisasi penyaluran KUR oleh BRI mencapai Rp 235 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 12,5 juta dan presentase kredit bermasalah (NPL) 0,99%.
Sementara pada tahun ini, data per tanggal 28 Februari 2019 mencatat realisasi penyaluran KUR oleh BRI mencapai Rp 16 triliun dari target Rp 87 triliun, dengan jumlah debitur sebanyak 747 ribu. Adapun target nasional penyaluran KUR pada tahun ini adalah sebesar Rp. 140 triliun, di mana hingga 28 Februari 2019 sudah terealisasi Rp. 23 triliun dengan jumlah debitur sebanyak 842 ribu.
Jadi, itulah terobosan terbaru KUR dari BRI. Semoga dengan adanya terobosan-terobosan di era revolusi industri 4.0 dari BRI ini semakin memudahkan UMKM dalam mengembangkan dan memajukan usahanya.
#FMB9
#TerobosanBaruKUR
UMKM emg ga bisa di anggep remeh, bisa sampe ke pelosok desa pun ada UMKM itu keren apalagi pemerintah mendukung bisnis dengan cara modal usahanya. semoga makin maju perekonomian Indonsia. amin.
BalasHapus