Arti Sahabat
Rabu, 10 Juli 2019
1 Comment
Dalam perjalanan hidup, selalu ada sekelumit suka dan duka yang menyertai. Entah itu soal berjuang hingga menyerah. Namun, dari sekelumit kisah hidup selama ini, pasti ada peran beberapa orang yang menyertai di dalamnya. Setiap mereka yang hadir mempunyai perannya masing-masing. Dan kali ini, izinkan saya untuk menulis tentang seorang sahabat yang sangat memiliki peran di dalam hidup.
Saya, Yaya, Achi [Foto : Hae] |
Alhamdulillah, saya memiliki seorang teman yang sekarang saya menyebutnya dengan kata "Sahabat". Yang kala itu, kami berdua sama-sama sedang menganggur. Saya biasa memanggilnya dengan sebutan cong Yaya.
Kebetulan kami saling kenal karena kala SMK dari kelas X sampai kelas XII berada di satu kelas. Terbayang kan, kala SMK masih jamannya geng-gengan? Nah, saya dan Yaya sebenarnya berbeda geng. Tapi meskipun berbeda geng, kami tetap berteman baik. Dan setiap pulang sekolah, kami naik angkot yang sama karena satu arah pulang.
Setelah lulus, kami bekerja di tempat yang berbeda. Namun, sesekali masih menyempatkan waktu untuk bertemu. Hingga akhirnya kami disibukkan dengan kegiatan masing-masing hingga kian lama tidak bertemu. Saya sibuk dengan dunia saya dan beliau juga sibuk dengan dunianya.
Sekitar 2014-an saya mulai sering main ke rumah Yaya. Karena, memang kebetulan kami sama-sama sedang tidak menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Kalau tidak salah, waktu itu Yaya sedang ada kegiatan menjual sesuatu.
Seiring sering mainnya saya ke rumah Yaya, dan kami juga beberapa kali sering pergi bareng (termasuk kondangan bareng). Entah kenapa saya merasa cocok berteman dengan Yaya. Dan berteman dengan dirinya juga ada hal positif yang saya dapatkan, yakni mengenai kalau bekerja tidak mesti di sebuah Perusahaan, kita bisa menjadi wirausaha. Tak jarang juga kami saling sharing mengenai keinginan hati untuk masa depan.
Sekitar 2016 saya kembali diterpa kegalauan yang kian tak menentu. Bukan masalah hati! Lebih dari itu, ini adalah masalah masa depan dan impian. Yaitu berhenti kuliah~ Saat itu saya galau banget! Tapi, alhamdulillah saya menemukan passion saya, yang ternyata sudah ada sejak saya SD yaitu menulis. Dulu waktu SD sampai SMP saya senang membuat cerpen dan puisi yang saya tulis di buku tulis dan menunjukkannya kepada beberapa teman sekelas untuk dibaca. Dan ketika saya mulai menekuni tulis-menulis lagi, saya memutuskan untuk membuat blog ini. Dan saya menulis yang penting nulis aja gitu. Tidak memedulikan EBI apalagi konten. Bisa dilihat tulisan pertama saya di blog ini :)
Saat saya mulai menyibukkan diri dengan menulis, tidak ada dukungan dari siapa pun kecuali Yaya. Alhamdulillah, saya mempunyai sahabat yang begitu mendukung saya untuk melakukan apa yang saya suka. Entah itu soal menulis atau pun yang lainnya. Beliau selalu menyemangati saya dengan segala motivasi yang diberikannya.
Sempat down karena banyak sekali yang meragukan bahkan menertawakan usaha saya. Karena banyaknya omongan yang ingin menjatuhkan saya. Tapi, tidak dengan Yaya! Ia selalu mendukung saya, ia membangkitkan saya untuk terus berusaha atas apa yang ingin saya capai. Dan tentunya juga karena diri yakin atas masa depan yang sesuai dengan alurnya saat ini.
Well, pada 2017 saya benar-benar menganggur. Saya fokus kembali untuk menulis, saya mulai aktif lagi di komunitas. Di saat semuanya meragukan saya untuk menekuni dunia blog, hanya Yaya yang terus memotivasi saya untuk menekuni passion yang sudah saya temui. Yaya lah yang meyakinkan saya, bahwa suatu saat nanti apa yang ditekuni pasti akan menemukan jalannya.
Hingga kini, seiring berjalannya waktu saya menekuni dunia passion, sudah mulai terbiasa dengan berbagai omongan yang membuat down. Apakah saya kuat? Tentu saya sempat menangis saat sedang sendiri. Itu merupakan luapan emosi saya saat sedang down. Tapi, insya Allah saya akan bangkit kembali untuk terus berjalan.
Sahabat, terimakasih karena sudah ada di sisi pada saat yang lain meragukan. Terimakasih sudah mendukung, di saat yang lain berusaha untuk menyingkirkan. Terimakasih atas support yang tiada henti diberikan. Kini, aku sadar kelak kita mempunyai kehidupan masing-masing. Kamu dengan keluargamu, dan aku yang belum berkeluarga ini insya Allah akan menyusulmu. Doakan saja~
Semoga persahabatan ini tetap terjaga ya :)
Sekitar 2014-an saya mulai sering main ke rumah Yaya. Karena, memang kebetulan kami sama-sama sedang tidak menjadi karyawan di sebuah perusahaan. Kalau tidak salah, waktu itu Yaya sedang ada kegiatan menjual sesuatu.
Seiring sering mainnya saya ke rumah Yaya, dan kami juga beberapa kali sering pergi bareng (termasuk kondangan bareng). Entah kenapa saya merasa cocok berteman dengan Yaya. Dan berteman dengan dirinya juga ada hal positif yang saya dapatkan, yakni mengenai kalau bekerja tidak mesti di sebuah Perusahaan, kita bisa menjadi wirausaha. Tak jarang juga kami saling sharing mengenai keinginan hati untuk masa depan.
Sekitar 2016 saya kembali diterpa kegalauan yang kian tak menentu. Bukan masalah hati! Lebih dari itu, ini adalah masalah masa depan dan impian. Yaitu berhenti kuliah~ Saat itu saya galau banget! Tapi, alhamdulillah saya menemukan passion saya, yang ternyata sudah ada sejak saya SD yaitu menulis. Dulu waktu SD sampai SMP saya senang membuat cerpen dan puisi yang saya tulis di buku tulis dan menunjukkannya kepada beberapa teman sekelas untuk dibaca. Dan ketika saya mulai menekuni tulis-menulis lagi, saya memutuskan untuk membuat blog ini. Dan saya menulis yang penting nulis aja gitu. Tidak memedulikan EBI apalagi konten. Bisa dilihat tulisan pertama saya di blog ini :)
Saat saya mulai menyibukkan diri dengan menulis, tidak ada dukungan dari siapa pun kecuali Yaya. Alhamdulillah, saya mempunyai sahabat yang begitu mendukung saya untuk melakukan apa yang saya suka. Entah itu soal menulis atau pun yang lainnya. Beliau selalu menyemangati saya dengan segala motivasi yang diberikannya.
Sempat down karena banyak sekali yang meragukan bahkan menertawakan usaha saya. Karena banyaknya omongan yang ingin menjatuhkan saya. Tapi, tidak dengan Yaya! Ia selalu mendukung saya, ia membangkitkan saya untuk terus berusaha atas apa yang ingin saya capai. Dan tentunya juga karena diri yakin atas masa depan yang sesuai dengan alurnya saat ini.
Well, pada 2017 saya benar-benar menganggur. Saya fokus kembali untuk menulis, saya mulai aktif lagi di komunitas. Di saat semuanya meragukan saya untuk menekuni dunia blog, hanya Yaya yang terus memotivasi saya untuk menekuni passion yang sudah saya temui. Yaya lah yang meyakinkan saya, bahwa suatu saat nanti apa yang ditekuni pasti akan menemukan jalannya.
Hingga kini, seiring berjalannya waktu saya menekuni dunia passion, sudah mulai terbiasa dengan berbagai omongan yang membuat down. Apakah saya kuat? Tentu saya sempat menangis saat sedang sendiri. Itu merupakan luapan emosi saya saat sedang down. Tapi, insya Allah saya akan bangkit kembali untuk terus berjalan.
Ada saatnya kita down, tidak mampu melakukan apa-apa dan hanya bisa menangis meluapkan semuanya. Tapi, setelah diri puas menangis jangan lupa bahwa hidup ini layaknya sedang berjuang. Kita perlu bangkit hingga mendobrak pintu kesuksesan itu. Semangat teman!Bagi saya, sahabat tak melulu mesti membersamai di samping kita. Sahabat adalah mereka yang mampu mensupport dan yakin akan kemampuan kita. Sahabat adalah mereka yang meski tak bertemu tetapi mengerti kondisi kita. Dan saya sebagai manusia biasa sangat mengerti bahwa sahabat juga manusia, hingga saya berusaha untuk tak banyak menuntut mereka. Cukup lah doa-doa kami yang selalu mempertemukan hati ini.
Sahabat, terimakasih karena sudah ada di sisi pada saat yang lain meragukan. Terimakasih sudah mendukung, di saat yang lain berusaha untuk menyingkirkan. Terimakasih atas support yang tiada henti diberikan. Kini, aku sadar kelak kita mempunyai kehidupan masing-masing. Kamu dengan keluargamu, dan aku yang belum berkeluarga ini insya Allah akan menyusulmu. Doakan saja~
Pernikahan Yaya dan Wahyu |
Semoga persahabatan ini tetap terjaga ya :)
Semangat terus mba cantik ...show your talent to the world
BalasHapus