Parkinson Bisa Diobati di RS Premier Jatinegara
Minggu, 10 November 2019
2 Comments
Menjadi tua adalah pasti, hidup ini hanyalah menunda kematian. - Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S dokter ahli saraf RS Premier Jatinegara
Saya selalu bersyukur setiap kali mendapat kesempatan untuk belajar menyoal kesehatan. Karena menurut saya, ilmu mengenai kesehatan akan lebih baik jika kita mengetahui langsung dari sumber atau ahlinya. Termasuk ilmu tentang Parkinson yang akan saya bahas pada artikel kali ini.
Sebagai seorang anak yang alhamdulillah masih mempunyai kedua orang tua yang berumur sudah di atas 50 tahun, penting banget bagi saya mengetahui jenis penyakit yang kerap kali dialami oleh orang lanjut usia. Tapi pasti saya inginnya, kedua orang tua selalu dalam keadaan sehat dan dijauhkan dari segala macam penyakit.
Sebagai seorang anak kita perlu mengetahui apa yang sedang dialami oleh kedua orang tua, menginginkan memberikan yang terbaik untuk keduanya. Termasuk dalam keadaan sakit, menginginkan perawatan dan penyembuhan yang terbaik. Itulah mengapa ilmu menyoal kesehatan sangat perlu kita ketahui.
Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya, penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan menulis. Karena kekurangan dopamin neurotransmitter di bagian otak. Parkinson seringnya dialami oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun, dan sangat jarang dialami oleh mereka yang di bawah 50 tahun. Lebih banyak dialami oleh lelaki, perbandingannya antara lelaki dan perempuan 3:2.
Dahulu penyakit parkinson ini termasuk langka, namun semakin ke sini semakin banyak lansia yang mengalami parkinson. Setiap tahunnya angka yang mengalami parkinson terus naik. Pada tahun 1990 yang mengalami parkinson sebanyak 2,6 juta orang, dan pada tahun 2015 menjulang ke angka 6,3 juta orang. Itulah mengapa kita perlu mengetahui lebih jelas mengenai penyakit parkinson ini langsung dari ahlinya.
Penyebab dari parkinson ini adalah kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang disebut susbstantia nigra. Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi dopamin sehingga gerakan tubuh pun melambat. Bisa juga karena menumpuknya berbagai macam zat polutan yang terdapat pada makanan dan minuman, lalu faktor keturunan atau genetik, dan juga trauma pada otak.
Dokter Sukono memaparkan bahwa gejala parkinson dibagi menjadi 3, yakni gejala motorik, gejala non motorik, dan gejala lain.
Gejala Motorik pada Parkinson diantaranya :
Pada Kamis, 7 November 2019 kemarin saya menghadiri "Vlogger & Blogger Gathering dalam Rangka Mengenal Parkinson" yang berlokasi di Rumah Sakit Premiere Jatinegara dengan pemateri dr. Sukono Djojoatmojo, Sp.S yang merupakan dokter ahli saraf di RS Premier Jatinegara.Sejujurnya, saya masih sangat awam dengan istilah "Parkinson". Seperti biasa, sebelum menghadiri suatu event, setidaknya saya mesti mencari tahu terlebih dahulu materi yang akan dibahas. Agar supaya gak buta-buta banget! Dan ternyata setelah saya searching, Parkinson merupakan penyakit yang seringnya dialami oleh lansia yakni mereka yang berumur 60 tahun ke atas.
Sebagai seorang anak yang alhamdulillah masih mempunyai kedua orang tua yang berumur sudah di atas 50 tahun, penting banget bagi saya mengetahui jenis penyakit yang kerap kali dialami oleh orang lanjut usia. Tapi pasti saya inginnya, kedua orang tua selalu dalam keadaan sehat dan dijauhkan dari segala macam penyakit.
Sebagai seorang anak kita perlu mengetahui apa yang sedang dialami oleh kedua orang tua, menginginkan memberikan yang terbaik untuk keduanya. Termasuk dalam keadaan sakit, menginginkan perawatan dan penyembuhan yang terbaik. Itulah mengapa ilmu menyoal kesehatan sangat perlu kita ketahui.
Mengenal Parkinson
Parkinson adalah penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan memengaruhi bagian otak yang berfungsi mengoordinasikan gerakan tubuh. Akibatnya, penderita kesulitan mengatur gerakan tubuhnya, termasuk saat berbicara, berjalan, dan menulis. Karena kekurangan dopamin neurotransmitter di bagian otak. Parkinson seringnya dialami oleh mereka yang berusia di atas 60 tahun, dan sangat jarang dialami oleh mereka yang di bawah 50 tahun. Lebih banyak dialami oleh lelaki, perbandingannya antara lelaki dan perempuan 3:2.
Dahulu penyakit parkinson ini termasuk langka, namun semakin ke sini semakin banyak lansia yang mengalami parkinson. Setiap tahunnya angka yang mengalami parkinson terus naik. Pada tahun 1990 yang mengalami parkinson sebanyak 2,6 juta orang, dan pada tahun 2015 menjulang ke angka 6,3 juta orang. Itulah mengapa kita perlu mengetahui lebih jelas mengenai penyakit parkinson ini langsung dari ahlinya.
Penyebab dari parkinson ini adalah kerusakan atau kematian sel saraf di bagian otak yang disebut susbstantia nigra. Hal ini menyebabkan berkurangnya produksi dopamin sehingga gerakan tubuh pun melambat. Bisa juga karena menumpuknya berbagai macam zat polutan yang terdapat pada makanan dan minuman, lalu faktor keturunan atau genetik, dan juga trauma pada otak.
Dokter Sukono memaparkan bahwa gejala parkinson dibagi menjadi 3, yakni gejala motorik, gejala non motorik, dan gejala lain.
Gejala Motorik pada Parkinson diantaranya :
- Gemetar (Tremor), umumnya tangan yang terlihat bergetar.
- Kekakuan Gerak (Rigidity)
- Kelambanan Gerak
- Gangguan penghidu, berkurangnya fungsi penciuman aroma pada hidung.
- Gangguan tidur
- Sulit buang air besar
- Depresi, bisa berakibat depresi jika penderita parkinson sering tak dianggap dalam menyampaikan sesuatu.
- Mudah mengantuk
- Halusinasi
- Tekanan darah rendah
- Gangguan jiwa
Gejala lain penyakit parkinson :
- Ekspresi wajah kaku
- Cenderung membongkok
- Keseimbangan terganggu
- Dimulai satu sisi badan
RS Premier Jatinegara Menyediakan Pengobatan untuk Parkinson
Mengenai parkinson yang angkanya dari tahun ke tahun kian meningkat penderitanya, Rumah sakit Premier Jatinegara yang beralamat di Jl. Jatinegara Timur No. 85-87, RT.10./RW.2, Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13310 menyediakan pelayanan pengobatan yang bisa dijalani sesuai kebutuhan pasien.
Mengingat Rumah Sakit Premier Jatinegara telah terstandarisasi sehingga kemungkinan untuk gagal lebih kecil, sudah pasti bisa menjaga kepercayaan keluarga pasien untuk berobat di sini. Apalagi di Rumah Sakit Premiere Jatinegara ada dokter yang telah berpengalaman atau ahli saraf, yakni Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S.
Cara pengobatan parkinson menurut Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S bisa dengan 3 cara. Yakni dengan obat oral dengan mengkonsumsi obat, obat infus yang dimasukkan ke dalam saluran pencernaan, dan operasi pembedahan Deep Brain Stimulation (DBS). Tentunya cara pengobatan masing-masing pasien adalah berbeda, sesuai dengan kebutuhan pasien yang disampaikan oleh Dokter. Jadi, jika orang tua atau sanak saudara kita diprediksi mengalami parkinson segera konsultasikan ke dokter yang memang ahlinya ya.
Pesan dari Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S Ahli Saraf di Rumah Sakit Premier Jatinegara
Sumber Foto : Meilia |
Parkinson adalah penyakit yang tidak bisa distop atau dihilangkan, tetapi kita bisa mencegahnya sedini mungkin. Adalah dengan cara menjalani pola hidup sehat, setidaknya berolahraga sejam 5 hari dalam seminggu. Lalu setidaknya mengkonsumsi 5 jenis buah atau sayuran setiap harinya.
Seperti kata Dr. Sukono Djojoatmodjo, Sp.S, menjadi tua itu pasti! Kita bisa memilih ingin menjadi tua dengan sehat atau sebaliknya. Caranya adalah dengan menyiapkan diri untuk hari tua nantinya, bisa dengan menyiapkan materi (manage hidup yang baik), menjalani pola hidup sehat, dan mengkonsumsi makanan yang baik dan sehat.
Jadi, sudah siap kan untuk menyiapkan diri menghadapi hari tua?!
Artikel nya informatif, makasih kak. Saya tahu ttg penyakit Parkinson ini dari berita ttg petinju legendaris Muhammad Ali yg sudah almarhum skg. Ternyata sakit Parkinson ada obatnya ya.
BalasHapusOrangtuanya tetanggaku ada yang terkena Parkinson, gerakan beliau memang lambat tapi Alhamdulillah beliau masih semangat untuk berobat. Terimakasih postingannya bikin aku tahu lebih banyak tentang Parkinson ini
BalasHapus