Generasi Digital Bank Indonesia - Berkenalan dengan 807 Aryaduta Hotel Jakarta
Kamis, 19 Maret 2020
1 Comment
Bagian yang 'paling' membuat deg-degan bagi seorang introvert sekaligus melankolis seperti saya adalah akan bertemu dengan siapa dan bagaimana karakter seseorang. Tak heran, jika beberapa hari sebelum datang ke Hotel untuk menjalani masa karantina sebagai Finalis dari Generasi Digital Bank Indonesia, saya merasa khawatir dengan teman sekamar nantinya (Kaya gimana ya teman sekamar nantinya?). Maklum, saya termasuk orang yang susah klop dengan orang lain.
Oh ya, btw kalau kalian belum baca artikel ini https://www.marudiyafu.com/2020/01/pengantar-perjalanan-menuju.html dibaca dulu ya biar nyambung sama cerita kali ini. Hehe.
Pada saat check in di lobby Aryaduta Hotel Jakarta per 15 Januari 2020 pun saya belum tahu juga siapa teman sekamar. Karena ada beberapa kesalahan teknis sehingga panitia belum bisa memprediksi saya sekamar dengan siapa.
Sore itu setelah menerima kunci kamar dengan nomor 807 yang menunjukkan bahwa kamar saya berada di lantai 8, saya menuju lift bersama Ka Fenni dan Mba Dian yang ternyata mereka sekamar di lantai 7. "Pasti lega banget kalau sudah tahu satu kamar dengan siapa" Gumam saya dalam hati.
Sambil ngobrol-ngobrol seputar perjalanan saat berangkat tadi, tak terasa lift memberitahu bahwa kami sudah di lantai 7, Ka Fenni bersama Mba Dian pun mesti keluar dari lift untuk kemudian menuju kamar mereka. Dan saya benar-benar merasa sendiri. Hiks~ Eh tapi tunggu dulu, begitu Ka Fenni dan Mba Dian keluar dari Lift, lelaki dengan tinggi badan sekitar 175 cm yang juga selift dengan kami sedari pas di Lobby bertanya kepada saya dan satu lelaki lainnya, "Finalis di acara Bank Indonesia juga ya?" Tanya lelaki bertopi hitam itu. "Iya" Saya bersama lelaki satunya lagi menjawab dengan kompak. "Dari kategori apa?" Lanjut lelaki tinggi itu, "Kategori short movie" Jawab lelaki satunya lagi, karena mata lelaki itu juga mengarah ke saya yang berarti bertanya ke saya maka saya ikut menjawab "Dari kategori blog, kalau masnya?", "saya dari kategori animasi" jawabnya ketika kami bertiga keluar dari lift dan ternyata sama-sama di lantai 8.
Kami bertiga pun berpencar menuju ke kamar masing-masing. Sore itu nyali saya benar-benar diuji. Kali pertama menginap di Aryaduta hotel Jakarta dan benar-benar sendirian untuk memasuki kamar. Rasanya benar-benar menegangkan, padahal kaki belum menapaki benar kamar dengan nomor 807 yang akan saya tempati selama 4 hari 3 malam. Tapi jantung sudah berdetak gak karuan. Huft, dasar introvert!
Setelah melihat-lihat nomor yang tertera pada pintu kamar, akhirnya saya menemukan pintu kamar bertuliskan 807. Lalu saya langsung membukanya kah? Oh tidak! Sebagai orang yang katrok dan gak pernah menginap di Aryaduta hotel Jakarta, saya benar-benar bingung bagaimana cara membuka pintunya. Saya coba berkali-kali memasukkan card magnet ke dalam gagang pintu sesuai petunjuk tanda panah tetapi tak kunjung terbuka juga. Ah rasanya saat itu seperti terjebak dalam kepolosan diri!
Untungnya lelaki dengan tinggi 175an cm, yang se-lift tadi melihat ke arah saya dan menghampiri. Mungkin lelaki itu bisa menebak kalau saya sedang kesulitan membuka pintu. "Gak bisa kebuka ya pintunya?" Tanya lelaki itu, "Iya nih" jawab saya. "Sama kalau gitu" sahut lelaki itu yang juga merupakan finalis Generasi Digital Bank Indonesia untuk kategori animasi. Senangnya ternyata bukan hanya saya yang kesulitan membuka pintu. Lelaki itu juga~
Untungnya di pojok lorong ada mba-mba yang kerja di hotel (sebutannya apa ya?). Dan lelaki itu bertanya, "Pintunya kok gak bisa terbuka ya mba?", "Boleh saya coba?" Jawab mbanya. "Yang punya dia dulu nih yang deketan." Lelaki itu mempersilahkan Mba nya untuk membuka pintu 807 terlebih dahulu. Daaan kok ya pas mbanya coba, itu pintu 807 langsung terbuka. Wah bukan main, ajaib! Yaiyalah, sayanya aja yang belum tahu cara buka pintu.
Dan setelah pintu 807 terbuka pada pukul 15:00an WIB 15 Januari 2020, Mba dan lelaki itu pergi berjalan ke arah pintu kamar yang juga memiliki problem yang sama. Ada satu hal yang saya lupa. "Aissshh.. Belum bertanya siapa nama lelaki jangkung itu."
Sore itu setelah pintu 807 bisa terbuka dan lelaki beserta mba yang bekerja di hotel beranjak pergi, saya pun masuk dan lanjut menutup pintu.
Pas masuk langsung disambut kamar mandi dengan pintu berkaca penuh yang ada di sisi kanan lorong kamar. Lalu pada sisi kiri ada lemari dengan 2 pintu, satu pintu untuk menaruh benda berharga (brangkas) lalu satunya lagi untuk menaruh pakaian dan di dalamnya terdapat beberapa gantungan baju, 2 pasang sandal serta keranjang untuk menaruh baju kotor atau pun sepatu. FYI, lemarinya dipasang lampu otomatis sehingga saat pintu lemari terbuka lampu langsung menyala.
lalu setelah melihat sisi kanan dan kiri, saya berjalan beberapa langkah ke depan dan kedua kasur dengan meja lampu di tengah seolah sudah mengundang saya untuk rebahan di atasnya. Di depan kedua kasur dengan bantal dan guling berwarna putih ada meja yang di atasnya televisi dan ternyata di bagian bawah meja tersebut yang apabila dibuka terdapat kulkas. Mantap juga ya fasilitasnya! Gak cuma itu, di samping meja dengan televisi tersebut juga ada meja dengan beberapa laci untuk menaruh benda-benda. Maaf untuk kedua meja ini saya tak sempat untuk memfotonya.
Bagi seorang perempuan, atau mungkin lelaki juga. Yang istimewa dari sebuah kamar adalah adanya meja kerja atau bisa juga dipakai untuk meja make up. Kaca dengan ukuran cukup besar melengkapi meja kerja yang sekaligus bisa juga dipakai untuk meja make up. Sangat mencuri perhatian saya saat baru memasuki kamar 807. Lalu di sisi dekat jendela juga tersedia kursi kayu beserta sebuah meja yang di atasnya ada termos elektrik, 2 botol air mineral dan juga tersedia dua gelas beserta piringan serta kopi, teh, gula, dan juga creamer yang ada di mangkok lainnya. Cakeeep! Bisa ngopi dulu nih~
Yang membuat diri bertanya-tanya adalah soal sebuah pintu yang ada di sisi pojok kamar banget. Jadi seperti pintu penghubung dengan kamar sebelahnya. Mau nyoba buka itu pintu lah deg-degan duluan. Yasudah niat untuk sekadar memegang gagang pintu itu pun terabaikan.
Setelah puas melihat-lihat seisi kamar, saya pun foto-foto di depan cermin meja kerja yang di atasnya tersedia telepon. Yah lumayan foto dulu buat update instastory. Jarang-jarang kan saya nginap di hotel seperti Aryaduta Hotel Jakarta ini. Wkwk.
Lagi asyik-asyik foto, ternyata ada suara dari smartphone yang saya pegang. Siapa ya yang nelpon?
Bersambung
Untungnya lelaki dengan tinggi 175an cm, yang se-lift tadi melihat ke arah saya dan menghampiri. Mungkin lelaki itu bisa menebak kalau saya sedang kesulitan membuka pintu. "Gak bisa kebuka ya pintunya?" Tanya lelaki itu, "Iya nih" jawab saya. "Sama kalau gitu" sahut lelaki itu yang juga merupakan finalis Generasi Digital Bank Indonesia untuk kategori animasi. Senangnya ternyata bukan hanya saya yang kesulitan membuka pintu. Lelaki itu juga~
Untungnya di pojok lorong ada mba-mba yang kerja di hotel (sebutannya apa ya?). Dan lelaki itu bertanya, "Pintunya kok gak bisa terbuka ya mba?", "Boleh saya coba?" Jawab mbanya. "Yang punya dia dulu nih yang deketan." Lelaki itu mempersilahkan Mba nya untuk membuka pintu 807 terlebih dahulu. Daaan kok ya pas mbanya coba, itu pintu 807 langsung terbuka. Wah bukan main, ajaib! Yaiyalah, sayanya aja yang belum tahu cara buka pintu.
Dan setelah pintu 807 terbuka pada pukul 15:00an WIB 15 Januari 2020, Mba dan lelaki itu pergi berjalan ke arah pintu kamar yang juga memiliki problem yang sama. Ada satu hal yang saya lupa. "Aissshh.. Belum bertanya siapa nama lelaki jangkung itu."
Generasi Digital Bank Indonesia, Sore Hari Sendirian di Kamar 807 Aryaduta Hotel Jakarta
Sore itu setelah pintu 807 bisa terbuka dan lelaki beserta mba yang bekerja di hotel beranjak pergi, saya pun masuk dan lanjut menutup pintu.
Pas masuk langsung disambut kamar mandi dengan pintu berkaca penuh yang ada di sisi kanan lorong kamar. Lalu pada sisi kiri ada lemari dengan 2 pintu, satu pintu untuk menaruh benda berharga (brangkas) lalu satunya lagi untuk menaruh pakaian dan di dalamnya terdapat beberapa gantungan baju, 2 pasang sandal serta keranjang untuk menaruh baju kotor atau pun sepatu. FYI, lemarinya dipasang lampu otomatis sehingga saat pintu lemari terbuka lampu langsung menyala.
Berfoto di kaca kamar mandi. Lorong antara pintu kamar mandi dan lemari |
Bagi seorang perempuan, atau mungkin lelaki juga. Yang istimewa dari sebuah kamar adalah adanya meja kerja atau bisa juga dipakai untuk meja make up. Kaca dengan ukuran cukup besar melengkapi meja kerja yang sekaligus bisa juga dipakai untuk meja make up. Sangat mencuri perhatian saya saat baru memasuki kamar 807. Lalu di sisi dekat jendela juga tersedia kursi kayu beserta sebuah meja yang di atasnya ada termos elektrik, 2 botol air mineral dan juga tersedia dua gelas beserta piringan serta kopi, teh, gula, dan juga creamer yang ada di mangkok lainnya. Cakeeep! Bisa ngopi dulu nih~
Meja kerja yang dilengkapi dengan lampu duduk |
Berhubung tidak sempat foto satu persatu fasilitas, jadi saya perlihatkan lewat foto ini saja ya :) |
Setelah puas melihat-lihat seisi kamar, saya pun foto-foto di depan cermin meja kerja yang di atasnya tersedia telepon. Yah lumayan foto dulu buat update instastory. Jarang-jarang kan saya nginap di hotel seperti Aryaduta Hotel Jakarta ini. Wkwk.
Lagi asyik-asyik foto, ternyata ada suara dari smartphone yang saya pegang. Siapa ya yang nelpon?
Bersambung
Manta deh ngerasain hotel bintang 5.. keren mba
BalasHapus