Sayangi Bumi, Dimulai dari Diri Sendiri

Sayangi Bumi, Dimulai dari Diri Sendiri - Ada peribahasa mengatakan bahwa, "Jika seseorang memelihara dirinya sendiri, ia juga memelihara semuanya." setuju banget sama peribahasa ini! Karena hal yang paling dasar untuk mengubah hidup adalah dimulai dari mengubah kebiasaan diri. 

Dampak dari perubahan iklim global semakin terasa. Cuaca yang tak menentu, suhu udara yang kian hari kian panas, dan termasuk polusi yang semakin tebal. Itu semua pastinya berdampak pada kesehatan tubuh. Kita menginginkan kehidupan dengan kualitas lingkungan yang layak huni untuk kelangsungan selanjutnya. Tapi, tidak ada keinginan yang bisa dicapai tanpa usaha bukan? 

Sayangi Bumi, Dimulai dari Diri Sendiri! 

Dibalik Kenaikan Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) Bersubsidi

Dua bulan lalu, 3 September 2022 berita dihebohkan dengan naiknya harga tiga jenis BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi, yakni harga pertalite naik dari Rp. 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter, solar naik dari Rp. 5.150 menjadi 6.800 per liter, dan pertamax naik dari Rp. 12.500 menjadi Rp. 14.500 per liter. Sebagai orang awam, yang Ogut tahu ketika BBM naik adalah harga bahan-bahan pokok, transportasi dan yang lainnya juga ikut naik. 

Gimana ya, baru saja ekonomi masyarakat mulai pulih akibat pandemi Covid-19, eh sekarang malah dihadapkan dengan kenaikan tiga jenis BBM dan biaya lainnya. Tapi, bukankah pada setiap keputusan pasti ada pertimbangan di dalamnya? 

"Kami mendata, kualitas udara di DKI ada di 5 stasiun peralatan pemantauannya ada dari DKI  dan KLHK di Stasiun Pemantauan Kualitas Udara secara otomatis. Sejak September, sejak adanya kenaikan BBM subsidi sampai dengan saat ini selama 65 hari, kecenderungannya kualitas udara membaik. Jadi, indeks pencemar udara yang tercatat di KLHK nilainya menurun. Kami sudah menyiapkan data-datanya. Terlihat trennya menurun, kelihatan kualitas udaranya membaik di 6 stasiun pemantau kualitas udara di Jakarta. Ini bisa saja terjadi karena banyak masyarakat yang beralih ke transportasi umum atau mungkin BBM yang kualitasnya lebih baik" - Luckmi Purwandari - Direktur Pencemaran Udara KLHK pada acara Diskusi Publik Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta.

Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta

Untuk menambah informasi seputar Bahan Bakar Minyak Bersubsidi, Ogut ikut serta dalam Diskusi Publik yang diadakan oleh KBR bekerja sama dengan YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) dengan tema "Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta" Pada Selasa 8 November 2022 dimulai pukul 09:00 sampai selesai. 

Diskusi Publik ini sangat seru dan penuh dengan wawasan karena menghadirkan para narasumber yang kompeten.

Readers, berikut peruntukan Subsidi energi :

• Subsidi energi adalah hak masyarakat, dijamin dalam UU tentang energi;
• Hak atas Subsidi energi adalah masyarakat tidak mampu, alias masyarakat miskin;
• Fakta sosiologis, masyarakat kaya jauh lebih banyak menikmati subsidi energi;
• Subsidi BBM paling parah penyimpangan dan penyelewengannya;
• Subsidi listrik dan subsidi gas elpiji 3 kg lumayan tepat sasaran. 

Pertalite merupakan salah satu BBM Bersubsidi, berdasarkan data di atas, BBM Bersubsidi masih sangat belum tepat sasaran. Masih banyak pengguna roda 4 ataupun roda 2 yang tergolong mampu memakai pertalite, padahal seperti yang kita ketahui bahwa BBM Bersubsidi diperuntukkan untuk masyarakat tidak mampu.

Seperti yang kita ketahui bahwa di DKI Jakarta banyak sekali pengguna kendaraan, terutama motor. 70% polusi di Jakarta berasal dari kendaraan pribadi baik roda empat, maupun roda dua. Kebayang gak, bagaimana polusinya kalau sebagian besar dari kita memakai bahan bakar yang tidak ramah lingkungan yang menghasilkan gas emisi yang tinggi. Sudah pasti tidak baik bagi kelangsungan hidup. 

Mengingat, lebih dari 85% produk BBM di Indonesia belum Euro Standard, minimal Euro 2. BBM di Indonesia mayoritas bensin premium (RON 88) dan pertalite (RON 90). Minimal diperlukan RON 92 dan CN 51. Contohnya seperti Vietnam dan Thailand dengan BBM standar Euro 4. Sehingga bisa disimpulakan bahwa sebagian besar BBM yang dipakai belum ramah lingkungan. 

Lokasi SPBU Otista

Nah Readers, salah satu penyumbang polusi udara paling tinggi adalah emisi yang dihasilkan dari Motor Bakar Torak, berikut keterangannya :

• Motor bakar torak mengkonversi energi kimia bahan bakar menjadi energi mekanik penggerak kendaraan
• Pembakaran menghasilkan polutan berbahaya ke udara seperti CO, HC, NO, dan Gas Rumah Kaca (GRK) CO2 penyebab pemanasan global
• Kendaraan bermotor terbukti berkontribusi terbesar dalam polusi udara. 

Sayangi Bumi, Dimulai dari Diri Sendiri

Readers, mengingat begitu besar polusi udara yang dihasilkan dari Bahan Bakar Minyak yang belum ramah lingkungan seperti pertalite. Lalu langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi polusi tersebut demi kelangsungan hidup yang layak? 

Berikut Kerugian Akibat Polusi Udara :

Pemanasan Global: 

• Es di permukaan bumi mencair sehingga banyak pulau an kota tenggelam
• Cuaca ekstrim
• Relokasi penduduk besar-besaran
• Sungai-sungai berubah jadi laut
• Flora/fauna banyak yang punah
• Gurun pasir meluas
• Ekosistem laut berubah drastis
• dll

Kesehatan Masyarakat:

• Penyakit ISPA
• Kanker
• Gangguan mata dan kulit
• Usia harapan hidup memendek
• Kematian meningkat
• dll

Dari diskusi publik yang diadakan oleh KBR dan YLKI dengan tema Pengendalian BBM Bersubsidi Tepat Sasaran di Wilayah DKI Jakarta ini harapannya adalah masyarakat yang tergolong mampu lebih memilih bahan bakar yang ramah lingkungan, tentunya selain ramah lingkungan, Bahan Bakar Minyak yang dipakai juga lebih aman untuk mesin kendaraan sehingga mencegah kerusakan mesin. 

Perlu adanya bengkel uji emisi dengan harga yang murah sehingga masyarakat bisa melakukan uji emisi pada kendaraannya. 

Sehingga BBM Bersubsidi memang benar-benar tepat sasaran, hanya digunakan oleh masyarakat yang belum bisa membeli BBM ramah lingkungan. Dan harapannya untuk pemerintah adalah mengeluarkan Bahan Bakar Minyak yang ramah lingkungan dengan harga yang bisa dijangkau oleh masyarakat.

Langkah untuk Menyayangi Bumi, Dimulai dari Kesadaran Diri

Sayangi Bumi, Dimulai dari Diri Sendiri! Seperti judul artikel ini. Untuk menyayangi bumi, kita mulai dari diri sendiri. Pastinya kalau kita sayang dengan diri ini, kita juga memperhatikan lingkungan tempat kita tinggal, apakah layak huni atau tidak. 

Setiap nonton vlog orang Indonesia yang tinggal di luar negeri seperti German, selalu takjub dengan kondisi lingkungannya yang nyaman untuk pejalan kaki. Di jalannya tidak banyak kendaraan yang terparkir atau pun lalu lalang. Apalagi juga ditanami dengan pohon yang rindang. Nyaman sekali untuk jalan kaki!  

Readers, kita yang tinggal di JABODETABEK juga masih bisa mengupayakan lingkungan hidup yang layak huni, dengan langkah kita sendiri. Seperti menekan laju polusi udara dengan memanfaatkan transportasi umum, kita sudah membantu mengurangi polusi udara. 

Halte Transjakarta

Stasiun Jakarta Kota

Apalagi transportasi umum selalu berupaya memperbaiki kualitas pelayanannya untuk kenyamanan penumpang, akan lebih baik jika kita memanfaatkan transportasi umum untuk mengurangi polusi udara. Bahkan naik transportasi umum seperti transjakarta atau pun KRL jauh lebih hemat dibanding kita mengendarai kendaraan pribadi. 

Selanjutnya, jika kita termasuk dalam golongan mampu untuk membeli BBM yang ramah lingkungan, maka manfaatkan keistimewaan itu. Selain untuk udara yang lebih bersih, BBM seperti pertamax juga lebih aman untuk mesin kendaraan kita. Kita bisa melakukan uji emisi terlebih dahulu. 

Selanjutnya adalah dengan menanam pohon. Dengan adanya pohon, membuat lingkungan lebih adem sehingga kita bisa menghemat penggunaan pendingin ruangan. Dan termasuk juga dalam upaya mengurangi polusi udara. 

Jadi, yuk sayangi bumi dimulai dari diri sendiri! Impian untuk bisa berjalan kaki dengan nyaman di Ibu Kota Jakarta masih bisa kita upayakan. 

Rodhiyatum Mardhiyah

Kidal dan Introvert

Share this post