-->

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa - Readers setuju gak sih, kalau pengalaman pertama itu selalu mengesankan dan sulit terlupakan?! Kalau aku setuju banget! Seperti pengalaman pertamaku mengikuti kegiatan Volunteer dari Dompet Dhuafa dengan tema Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact. Spesial memperingati Hari Blogger Nasional, aku akan menulis pengalaman yang begitu mengesankan yang aku jalani selama 2 hari 1 malam bersama 7 teman Blogger lainnya, yakni Mak Sumiyati, Mba Hida, Mba Diah, Mba Lita, Nila, Pak Bambang, dan Bang Doel/Rizki. 

Aku setuju banget, kalau tindakan kebaikan sekecil apapun bisa berdampak besar manfaatnya bagi penerima manfaat. Seperti action yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa , dampaknya sangat bermanfaat bagi penerima. Tetap lanjutkan membacanya ya! 

Dompet Dhuafa Adakan Event Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact


Dompet Dhuafa adalah lembaga nirlaba yang fokus pada kemanusiaan dan telah berkhidmat selama 31 tahun untuk membantu menyalurkan amanah Masyarakat melalui Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf kepada saudara saudara kita yang kurang beruntung melalui program pengentasan kemiskinan di bidang Ekonomi, Lingkungan, Pendidikan, Pengembangan Sosial, dan Kesehatan. 

Wakaf merupakan amalan yang memiliki pahala jariyah di dalamnya. Semakin banyak manfaat yang dihasilkan dari harta wakaf, sebanyak itu pula pahala mengalir tak henti- henti kepada wakif (orang yang berwakaf). Wakaf Dompet Dhuafa berupaya untuk membangun Islam Rahmatan Lil ‘alamin secara berkelanjutan.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa agar terus bisa menjangkau seluruh lapisan Masyarakat untuk ikut andil membantu pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan literasi di kalangan masyarakat. Salah satunya melalui kegiatan kolaborasi dalam event Jelajah Dengan Hati : Small Act Big Impact dengan mengajak Influencer, Blogger, serta Media dalam rangka meningkatkan literasi terhadap aset wakaf pertama di Asia dalam bentuk Rumah Sakit Mata serta lokasi pemberdayaan Dompet Dhuafa di Banten. Dalam agenda ini Dompet Dhuafa menjalin kolaborasi dengan segenap Manajemen RS Mata Achmad Wardi, Serang dan Dompet Dhuafa Banten. 

Jelajah dengan Hati, Hari Pertama Menuju RS Mata Achmad Wardi


Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact berlangsung selama 2 hari satu malam. Dari hari Jum'at 18 Oktober 2024 pagi sampai Sabtu 19 Oktober 2024. Antusias banget diri ini begitu tahu bisa mengikuti kegiatan Jelajah dengan Hati dari Dompet Dhuafa. Karena ini merupakan kali pertama ikut kegiatan volunteering. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Foto Bersama Para Blogger di Kantor Dompet Dhuafa Sebelum Berangkat

Titik kumpul berada di Phillantrophy Building (Kantor Dompet Dhuafa) pada Jum'at 18 Oktober 2024 pukul 09:00 WIB. Mengingat perjalanan dari rumah menuju Kantor Dompet Dhuafa yang lumayan memakan waktu lama, aku berangkat dari rumah pukul 05:30 WIB. Seperti biasa, aku selalu mengandalkan transportasi umum seperti angkot dari rumah menuju Stasiun Tangerang, dan KRL dari Stasiun Tangerang ke Stasiun Duri, lalu transit di Stasiun Manggarai, hingga tiba di Stasiun Pasar Minggu, yang merupakan stasiun terdekat dari Kantor Dompet Dhuafa. Selanjutnya aku bertemu dengan Mak Sumiyati yang dari Bekasi dan kita melanjutkan perjalanan menuju Kantor Dompet Dhuafa menggunakan ojek online. Dan akhirnya kami tiba sekitar pukul 08:30, sudah ada beberapa teman Blogger, Influencer, dan juga media yang datang. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Aku dan Mba Lita

Setelah menunggu, akhirnya bus pun datang dan kami mulai berangkat dari Kantor Dompet Dhuafa sekitar pukul 10:00 WIB. Perjalanan terasa menyenangkan karena adanya karoke bersama, aku duduk berdua sama Mba Lita pemilik blog www.petualangcantik.com , sambil melihat-lihat perjalanan kami ngobrol, sesekali mengambil momen dengan take foto dan juga video selama perjalanan. 

Tak terasa perjalanan sudah tiba di daerah Serang, kami mampir terlebih dahulu ke RM Mang Pendi untuk menikmati hidangan yang telah disediakan. Banyak sekali menunya, dan beberapa menu baru saya cicipi saat itu seperti sate bandeng. Momen yang sangat mengesankan, mencicipi makanan khas Serang, Banten bersama teman-teman Blogger sambil canda tawa. Masyaa Allah..

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Foto Bersama Para Blogger di RM Mang Pendi


Setelah selesai melakukan IShoMa (Istirahat, Sholat, Makan), selanjutnya kami melanjutkan perjalanan kembali menuju RS Mata Achmad Wardi, perjalanan dari RM Pendi menuju RS Mata Achmad Wardi sekitar 15-20 menit, tidak begitu jauh. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Setelah IShoMa kembali naik bus untuk melanjutkan perjalanan menuju RS Mata Achmad Wardi

Sesampainya di depan RS Mata Achmad Wardi, kami pun turun dari bus. Jujur, cuaca di Serang ternyata lebih panas dan mentereng yaa.. Hehe.. Luas tanah RS Mata Achmad Wardi yakni 3.277,5 m2 dengan luas bangunan 1.250 m2. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Tiba di RS Mata Achmad Wardi


Kami diarahkan menuju ruang meeting untuk menyimak materi sharing session dan pengenalan RS Mata Achmad Wardi yang dibawakan oleh dr Pradipta Suarsyaf selaku Direktur RS Mata Achmad Wardi dan juga Ali Bastoni selaku GM Penghimpunan Wakaf Dompet Dhuafa

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
dr Pradipta Suarsyaf sedang menyampaikan sharing session mengenai RS Mata Achmad Wardi

RS Mata Achmad Wardi merupakan RS Mata pertama di Asia yang berbasis wakaf. 
RS Mata Achmad Wardi Awalnya merupakan RS Ibu dan Anak, lalu berproses bangunan dan ternyata tidak sampai selesai. Hingga secara singkat, Badan Wakaf Indonesia pada 2017 mencari pengelola, akhirnya Dompet Dhuafa memutuskan untuk berkolaborasi dengan Badan Wakaf Indonesia untuk mengelolanya, kemudian menjadi RSTS (Rumah Sehat Terpadu Serang). Secara kebutuhan setelah didata, masyarakat lebih membutuhkan RS Mata, dan RS Mata ini menjadi yang pertama di Provinsi Banten. 

RS Mata Achmad Wardi telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan dari November 2018. Dengan layanan seperti katarak, retina, glaukoma, infeksi dan imunologi. RS Mata Achmad Wardi juga merupakan salah satu RS yang bermitra dengan FKUI dan sudah 2 orang yang bekerja di RS Mata Achmad Wardi, jejaring pendidikan khusus mata pada 2021, nah pada 2023 RS Mata Achmad Wardi Re Akreditasi Paripurna dari bintang 1 ke bintang 5. 

RS Mata Achmad Wardi setiap hari mengadakan bakti sosial, setiap hari melakukan operasi katarak mata gratis 1-2 pasien, perbulannya bisa mencapai 40-50 pasien. 

Berbicara soal wakaf, di antara ratusan sahabat nabi yang dijamin masuk surga adalah 10, 7 diantaranya dikenal senang berdagang dan wakaf. Wakaf dikenal dengan ibadah ultimate, diperlihatkan pada kejayaan-kejayaan islam banyak project komersial yang dibiayai dengan dana wakaf. 

Jadi Readers, wakaf memang pilihan yang tepat untuk beribadah di jalan Allah, di mana pahalanya terus mengalir selama harta yang diwakafkan masih berjalan operasionalnya. Apalagi manfaatnya yaitu untuk masyarakat yang memang membutuhkan. 

Seperti RS Mata Achmad Wardi ini yang mana sangat dibutuhkan oleh masyarakat sekitar Serang, Banten sebagian besar pencariannya merupakan Nelayan, dan mempunyai masalah penglihatan.

Oh ya, RS Mata Achmad Wardi juga merupakan Rumah Sakit rujukan untuk daerah Banten, bahkan ada pasien dari Tangerang dirujuk ke RS Mata ini. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Hospital Tour di RS Mata Achmad Wardi

Nah Readers, setelah menyimak materi seputar RS Mata Achmad Wardi dan juga wakaf. Selanjutnya aku bersama teman-teman Blogger, Influencer, dan juga Media, diajak untuk Hospital Tour dan sesi "Jika Aku Menjadi". Di sini aku menyaksikan langsung bagaimana sangat bermanfaatnya RS Mata Achmad Wardi ini untuk masyarakat sekitar. 

RS Mata Achmad Wardi menyediakan 3 kelas kamar, yakni kamar kelas 1, kamar kelas 2, dan kamar kelas 3, bisa disesuaikan dengan kebutuhan penyembuhan pasien yang memerlukan perawatan menginap. 

Layanan RS Mata Achmad Wardi dengan peralatan canggih terbaik yang didatangkan langsung dari Jerman, dengan 2 layanan unggulan yakni katarak center dan retina center, sudah melayani ribuan dhuafa dengan berbagai keluhan mata secara gratis Readers, Masyaa Allah yaa.. 

Aku dan teman-teman juga mendapat kesempatan untuk mengecek mata menggunakan alat tersebut. Asli, beneran canggih! Masa ya, baru test mata hasilnya bisa langsung keluar, dan alhamdulillah hasil dari pengecekan mata aman-aman saja. 





Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Aku sedang melakukan pengecekan mata, CT Scan Mata

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Alhamdulillah hasilnya aman

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Cek tekanan bola mata


Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Hasil pengecekan mata

Tapi kalau untuk mengecek mata apakah ada minus atau silinder, pas dicek menggunakan peralatan komputer, hasilnya nambah minus dan silinder aku. 

Tak terasa waktu sudah menjelang maghrib, setelah sesi Hospital Tour dan dilanjutkan dengan foto bersama,  kamipun naik ke bus untuk melanjutkan perjalanan ke hotel untuk beristirahat dan juga makan malam.
Jelajah dengan Hati hari pertama sungguh sangat memberikan banyak informasi untuk aku, di mana aku menjadi tahu tentang wakaf serta manfaatnya, bisa bantu banyak orang untuk melihat dunia lebih terang. 
Ketika hari sudah mulai gelap, selanjutnya perjalanan menuju hotel dengan suasana yang tenang. Jarak dari RS Mata Achmad Wardi ke Hotel penginapan tidak terlalu jauh. De luma adalah nama hotelnya, aku sekamar dengan Mba Lita yang juga merupakan teman sebangku saat di bus. 

Aku dan teman-teman Blogger Foto Bersama di Kamar Hotel

Meskipun letak hotelnya jauh dari mana-mana, tapi aku ngerasa nyaman sama fasilitas yang diberikan oleh hotelnya. 

Jelajah dengan Hati, Hari Kedua Menuju Pulau Panjang


19 Oktober 2024 pukul 04:15 WIB alarm ponselku berbunyi, aku pun terbangun dari tidur yang lumayan nyenyak. Saat bangun rasanya dingin sekali, ternyata suhu ACnya lumayan dingin. Hehe. Aku lihat Mba Lita masih terlelap, karena saat terbangun perutku terasa mules yang berarti akan ada panggilan alam, aku pun bergegas ke toilet untuk menuntaskan rasa mules, mencuci muka, dan juga wudhu. 

Alhamdulillah adzan subuh pun tiba, aku segera melakukan ibadah. Dan kemudian Mba Lita pun terbangun dan juga bergegas sholat subuh. 

Kami sempat ngobrol sebentar seusai subuh, setelah itu bergegas mandi dan siap-siap untuk melanjutkan perjalanan Jelajah dengan Hati hari kedua. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Aku dan Mba Lita foto bersama

Seusai siap-siap, mengemas barang bawaan, aku pun sempat ngopi dulu, bahkan aku dan Mba Lita sempat selfie-selfie dulu. Hehe.. ternyata saat ngecek group Whatsapp teman-teman sudah mengajak untuk sarapan, aku dan Mba Lita pun keluar kamar menuju tempat sarapan, dan teman-teman Blogger yang perempuan sudah di tempat makan. Kami pun ngobrol bersama sambil menikmati sarapan dan juga minuman.

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Sarapan Bersama 

Sekitar pukul 07:45 kami meninggalkan kamar menuju bus untuk melanjutkan perjalanan Jelajah dengan Hati di hari kedua. 

Sekitar pukul 08:00 WIB bus mulai melaju menuju pelabuhan Bojonegoro, Jarak tempuh tidak begitu jauh, kira-kira 20 menit dari hotel. 

Masyaa Allah alhamdulillah, bisa menikmati suasana pagi hari yang cerah dalam event Jelajah dengan Hati dari Dompet Dhuafa. Perjalanan begitu membuat diri ini antusias hingga bus pun tiba di Pelabuhan, aku dan teman-teman pun turun dari bus dan tampak ceria. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Tiba di Pelabuhan

Pemandangan yang jarang banget aku temui, dan bersyukur banget bisa kembali merasakan vibes lautan untuk menjalani Jelajah dengan Hati bersama Dompet Dhuafa dengan tujuan yang Insyaa Allah baik. 

Setelah 5 tahun lebih, akhirnya aku merasakan kembali naik kapal laut. Melihat air laut dan merasakan hembusan angin yang sepoi-sepoi dengan terik sinar matahari, rasanya diri ini seperti lepas. Alhamdulillah
Perjalanan Jelajah dengan Hati hari kedua berencana ke Lokasi Pemberdayaan Dompet Dhuafa yaitu ke Pulau Panjang. Dari pelabuhan menuju Pulau Panjang memakan waktu kurang lebih 20-30 menit. Tapi asli deh, gak kerasa waktu segitu tuh, mungkin karena aku terlalu menikmati perjalanan selama di kapal kali ya?. 

Setibanya di Pulau Panjang, 2 mobil losbak sudah terbuka menyambut kedatangan kami. Jadi kami akan datang ke MA Ibnu Abas yang merupakan sekolah paling besar di Pulau Panjang, dan juga bersilaturahmi keliling ke rumah penerima manfaat operasi katarak mata gratis dari RS Mata Achmad Wardi. Untuk transportasinya menggunakan mobil losbak tersebut.

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Tiba di MA Ibnu Abas

Jujur, kegiatan naik mobil losbak bersama-sama seperti ini baru aku rasakan, dan senang sekali karena sambil canda tawa dengan teman-teman. Keseruannya bisa lihat di video Youtube bawah ya :) 



Perjalanan menuju MA Ibnu Abas kurang lebih sekitar 15-20 menit, tidak begitu jauh. Sesampainya di MA Ibnu Abas kami disambut oleh siswa-siswi dan juga para guru, ah terharu banget! 

Kami disuguhkan makanan dan juga minuman hasil panen dari warga Pulau Panjang, yakni ada singkong rebus, ubi rebus, dan juga minuman air kelapa. Asli aku suka banget sama makanan yang masih asli kaya gini, benar-benar baik dan sehat untuk tubuh. Air kelapanya rasanya beda sama air kelapa yang biasa aku minum, rasanya seperti ada gas nya dan lebih terasa kaya minuman bersoda. Seger banget pokoknya. 

Setelah acara ramah tamah selesai, selanjutnya kami dibriefing untuk pembagian kegiatan. Ada 3 kegiatan yakni kelas inspirasi di MA Ibnu Abas, kunjungan ke rumah penerima manfaat operasi katarak, dan juga kegiatan memasak dengan warga. 

Aku bersama teman Blogger ikut kunjungan keliling ke rumah penerima manfaat operasi katarak sekaligus pemberian sembako. 

Sebenarnya yang mesti dioperasi katarak ada 27 orang di Pulau Panjang, yang sudah dioperasi 7 orang. 

Untuk kunjungan keliling ke rumah penerima manfaat operasi katarak dibagi menjadi 2 kelompok, nah kebetulan kelompok aku kebagian mengunjungi 3 rumah. Kami kembali naik mobil losbak untuk mengunjungi setiap rumahnya.

Pertama kami mengunjungi rumah penerima manfaat operasi katarak yakni Ibu Marsinah berusia 40 tahun, kedua bola matanya berhasil dioperasi dan dengan ekspresi bersyukur beliau berkata "Penglihatan menjadi lebih terlihat jernih dan terang"

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Bersilaturahmi ke rumah Ibu Marsinah


Berikutnya kami ke rumah Ibu Sa'diah berumur 65 tahun, kedua matanya dioperasi katarak, yang pertama operasi mata kiri selang sebulan setelahnya operasi mata yang kanan. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
di Rumah Ibu Sa'diah

Ibu Sa'diah mengatakan bahwa sebelumnya penglihatan buram, setelah dioperasi menjadi lebih jelas dan terang. Sekarang tinggal mau ngukur kacamatanya saja. 

Saat di rumah Ibu Sa'diah, kami mendapat informasi bahwa tetangganya dekat rumah penglihatannya terganggu dan ingin didatangi oleh dokter Pradipta Suarsyaf. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
dokter Pradipta sedang melakukan shadow test

Kami pun datang ke rumah Ibu Maryam, dan dokter Pradipta Suarsyaf melakukan shadow test, ternyata hasilnya Ibu Maryam terdeteksi terkena katarak. Namun mesti dilakukan pengecekan ulang di RS Mata Achmad Wardi. 

Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa
Ibu Amanah

Selanjutnya ke rumah penerima manfaat operasi katarak yakni Ibu Amanah berusia 60 tahun, beliau mengatakan bahwa sebelum operasi penglihatan buram dan setelah operasi penglihatan menjadi terang. Ibu Amanah sangat bersyukur bisa menerima manfaat operasi mata katarak secara gratis.

Masyaa Allah, bersyukur banget aku bisa ikut Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact, di mana aku bisa mendatangi langsung RS Mata Achmad Wardi berbasis wakaf yang mana manfaatnya bisa Di rasakan masyarakat sekitar. Karena penglihatan sangat berpengaruh dalam aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini masyarakat Pulau Panjang sebagian besar aktivitasnya merupakan nelayan. 
Setelah selesai keliling rumah penerima manfaat, aku bersama teman-teman Blogger sempat mewawancarai dokter Pradipta Suarsyaf yang merupakan Direktur Utama RS Mata Achmad Wardi sejak Maret 2024. Sebelumnya juga merupakan direktur tetapi di RS Pekan Baru yang dikelola oleh Dompet Dhuafa juga. Beliau mengatakan setelah lulus jadi dokter, tempat kerja pertamanya yaitu Dompet Dhuafa, ketika teman-temannya banyak yang memilih puskesmas, rumah sakit, beliau punya kecenderungan ikut program-program sosial, dan bertemu jalannya di Dompet Dhuafa. 

Tak terasa makanan yang dimasak oleh Chef Amanda dan juga warga sudah matang, kami pun dipersilahkan untuk makan. Hidangan yang disajikan benar-benar murni. Aku memilih untuk menikmati urap dari rumput laut dan juga sambal teri. Rasanya gak usah ditanyakan, sangat nikmat dan ada sensasi pedasnya. Hehe.

Setelah IShoMa selesai, kami naik mobil losbak kembali untuk melanjutkan perjalanan ke Pantai Munir. Perjalanan dari MA Ibnu Abas menuju Pantai Munir lumayan memakan waktu 20-30 menit. Kami melewati jalan setapak yang dikelilingi oleh berbagai macam pohon, ada pohon cokelat, kopi, dll. Ah seru banget! 

Sesampainya di Pantai Munir, aku dibuat takjub dan rasanya terharu sampai mau nangis saking senangnya bisa melihat ciptaan Allah yang begitu indah. Huhu. "Masyaa Allah tabarakallah, indah banget Pantai Munir" ucapku dalam hati tiada henti. 

Aku bersama teman-teman pun antusias untuk mengabadikan momen berupa foto maupun video. Alhamdulillah.

Pantai Munir merupakan lokasi terakhir dalam Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact. Selanjutnya kami melakukan perjalanan pulang kembali menggunakan mobil losbak, dan naik kapal laut menuju pelabuhan. Baru kemudian naik bus menuju Jakarta. 

Terima kasih Dompet Dhuafa, RS Mata Achmad Wardi sudah mengajak kami untuk ikut serta dalam Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact. Panjang umur untuk kebaikan!

Semoga artikel ini bermanfaat yaa Readers, terima kasih sudah membaca dan Insyaa Allah sampai jumpa di cerita berikutnya!

2 Responses to "Jelajah dengan Hati : Small Act Big Impact - Dompet Dhuafa"

  1. Sekalian tadabur alam nih, MasyaAllah tabarakallah

    BalasHapus
  2. Suka banget bacanya,.. Aksi dompet dhuafa bener bener nyata sampe ke pelosok. Dan tepat sasaran pastinya.

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel